Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Puasa 4 : Menjadi Fasilitator anak yang Mempuni

Gambar
Pada tahapan puasa ke 4 ini saya masih melanjutkan proses menjadi fasilitator anak yang mempuni sebagai agenda puasa di kelas kepompong. Pada tulisan saya sebelumnya saya telah membuat indikator pencapaian yang saya buat sendiri, indikator tersebut bisa dibaca di tulisan saya  Indikator pencapaian puasa kelas kepompong . Namun, tidak semua hal indah yang saya rencanakan bisa berhasil saya wujudkan. Bungsu saya harus dirawat di rumah sakit, setelah sebelumnya sulung saya juga sakit. Tidak ada yang bisa saya lakukan selain merubah rencana dan tujuan pendampingan, yakni hanya berfokus pada kesehatan anak-anak saya. Sebagai fasilitator anak, saya hanya berharap bisa sabar, tenang, berfikir positif dan tidak putus asa. walau pun sangat sulit untuk melaksanakan hal tersebut. Saya benar-benar diuji, bagi saya multitasking tanpa hati yang benar-benar ada saat melakukan kegiatan berbeda nilainya. Saya hanya sekedar menjalankan tugas dan kewajiban.  Sebagai bunda yang berlatih c

Fasilitator Anak : Berfikir Positif

Hilmi harus dirawat inap setelah denyut nadinya semakin melemah. Dokter anaknya menyarankan untuk melakukan rawat inap sebelum keadaan Hilmi semakin tidak terkendali. Kami belum pernah mengalami rawat inap karena sakit. Sebagai keluarga dokter, jika sakit kami akan melakukan observasi dan pengobatan secara mandiri terlebih dahulu. Namun, kali ini setelah melakukan rawatan secara mandiri, lalu berkonsultasi selama 2 hari dengan dokter spesialis anak, penyakit Hilmi belhm tertangani. Setlah dua hari berkonsultasi dengan dokter anak, kami diminta melakukan pemeriksaan darah lengkap di salah satu laboratorium di kota medan. Lalu melihat kondisi fisik Hilmi, kami disarankan untuk melakukan rawat inap. Jangankan bagi Hilmi, bagi saya ini juga babak baru yang saya jalani.  Hilmi harus masuk ruang PICU (ICU Anak) agar perkembangan kondisinya bisa dipantau  secara lebih intensif. Masuk ke ruang PICU kondisi yang harus dipersiapkan adalah mental. Hilmi kami temani dengan int

Fasilitator Anak : Tauhid

Mengajarkan Tauhid bukanlah perkara yang mudah. Bukan sekedar pengertian dan menyampaikan contoh-contohnya untuk dihafal. Kami sekeluarga sedang diuji, sudahkan menanamkan Tauhid sedari dini kepada anak-anak.  Saat ini anak-anak sedang sakit, sudah 5 hari suhu tubuh mereka diatas 37'c. Kami berupaya untuk menurunkan demam yang mereka alami. Abinya memberikan obat, vitamin dan antibiotik. Saya bertugas memberikan makanan dan minuman yang bisa meredakan sakit anak-anak. Di masa Pandemi Virus Corona ini, sakit bukanlah yang hal biasa untuk dihadapi, kecemasan kami meningkat, apalagi Hilmi anak ke-2 kami mulai batuk dan nafasnya pendek-pendek. Saya cemas sekali. Saya berupaya menenangkan diri dan menyibukkan diri, begitulah cara saya untuk tidak larut dalam cemas. Namun saya tetap cemas. Malam ini kami membawa anak-anak ke dokter anak, dokter tersebut  adalah teman suami saat kuliah di fakultas kedokteran. Dari hasil konsultasi dengan beliau, malam ini kami harus memba

Fasilitator Anak : Evaluasi Puasa Tahap 3

Gambar
Saat ini saya memasuki Puasa Tahap Ke 3 dari kelas kepompong di Bunda Cekatan. Sudah hampir sampai di akhir kelas. Namun, saya justru baru memulai puasa menjadi Fasilitator Anak setelah membenahi emosi dan berbagai aktivitas yang saya miliki. Justru pada puasa tahap ke 3 ini saya merasakan bahwa saya harus lebih disiplin dan bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan anak-anak saya. Puasa tahap ke 3 memberi saya evaluasi bahwa saya harus selesai berperan sebagai fasilitator tumbuh kembang anak-anak sebelum melangkah keluar. Hasil Evaluasi Puasa Tahap 3 Saat memulai puasa tahap ke 3 ini saya telah menetapkan indikator atau pun parameter yang harus saya penuhi sesuai kriteria badge yang telah saya buat sebelumnya. Saya menggunakan parameter yang saya buat sendiri agar setidaknya saya memiliki gambaran target apa yang mau saya capai. Dari hasil evaluasi puasa tahap 3 ini, 3 badge I Need Improvement saya dapatkan setelah saya tidak memenuhi kriteria membuat draft pembelajar

Evaluasi Fasilitator Anak : Hari ke-6

Menjadi fasilitator anak yang mempuni adalah puasa saya di minggu ke-3 kelas kepompong, bunda cekatan. Saya ingin mengisi waktu berharga saya dengan melakukan proses belajar dengan anak-anak yang menyenangkan dan berkesan bagi kami semua. Saat gairah belajar kami sedang tinggi, anak-anak mengalami gejala  Demam Dengue.  Anak-anak mengalami panas tinggi selama 2-3 hari, lalu kepala terasa pusing dan sedikut menggigil. Kesembuhan anak-anak adalah tujuan utama kami saat ini. Keseruan mempelajari dan mengembangkan kemampuan dalam hal video fotographi harus kami tunda saat ini. Walau pun hasrat dan target belajar saya pribadi saat ini sedang tinggi. Saya harus mengesampingkan hal itu. Saya harus mengurus anak-anak terlebih dahulu, mendampingi mereka melewati masa sakit dan perasaan yang tidak nyaman bagi mereka. Tugas saya sebagai fasilitator anak saat ini adalah mendorong suami menjelaskan sesuai ilmu medis apa yang sedang dialami anak-anak. Tugas kami adalah mendampingi anak-

Ghaza : Belajar Membuat Video

Gambar
Ghaza, sulung saya seharusnya mempresentasikan proses dan hasil belajarnya menggunakan Kinemaster. Ghaza sedang belajar membuat video. Sebelumnya Ghaza hanya menggunakan perekam yang terdapat di Hand Phone saja. Namun, kali ini Ghaza ingin mengeksplorasi salah satu aplikasi yang bisa digunakan secara gratis oleh banyak orang. Sehari sebelumnya, saya dan anak-anak belajar membuat video, kebetulan Hilmi memiliki tugas sekolah yang dildokumentasi dengan video. Ghaza sangat senang bisa mempelajari Kine Master secara otodidak. Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, tetapi anak-anak punya cara yang berbeda melihat masalah, mereka lebih kreatif dan berani mencoba. Sudah tiba masa anak-anak mengajari saya, orang tua mereka. Pengalaman belajar bersama ini sangat menyenangkan bagi kami semua, ternyata keterbukaan kita tidak mengetahui atau tahu segala hal juga tidak ada salahnya dikemukakan pada anak-anak. Hal yang penting dilakukan adalah mencari tahu bagaimana kami bisa mempel

Evaluasi Fasilitator Anak : Hari ke-4

Gambar
Setelah kemarin menuliskan bahan evaluasi pendampingan bagi anak-anak saya di  FB saya , saya merasakan bahwa lebih mudah membuat kegiatan harian yang bisa dilakukan anak-anak saya. Pendampingan proses belajar yang kami terapkan adalah berprosesnya anak-anak menemukan PERAN PERADABAN menuju MISI HIDUP.  Kami hatus mempersiapkan anak-anak yang peran peradabannya benar dan baik secara pribafi maipun komunal. Sebagai pribadi peran peradaban yang hatus kami persiapankan adalah membentuk pribadi yang Rahmatan LilAlamin, Bashito wa Nadiro. Atau pribadi yang menjadi Rahmat bahi sekalian alam, serta pembawa kabar gembura sekaligus peringatan bagi semua. Lalu peran komunal, atau peran dalam komunitas yakni sebagaimkhiruh ummah dan ummatan washaton. Anak-anak akan belajar dan berlatih menjadi pribadi yang kuat leadershipnya dan mampu menjaga keseimbangan dan harmonis. Kegiatan harian yang kami agendakan : Beribadah baik sendiri maupun berjamaah Berolah raga secara teratur Di

Evaluasi Fasilitator Anak : Hari 2

Gambar
Menyelesaikan 3 amanah di wilayah publik tentu sangat menggembirakan, bahkan sesuatu yang nyaris sempurna atau excellent, Insyaa Allah. Tugas menjadi nara hubung diskusi online dan terus menerima pendaftaran peserta diskusi online  PP IKA USU terkait Covid-19 , selesai menyebarkan amanah teman-teman dari Pengajian Silaturahmi Alumni Smuntig Medan yang melakukan kegiatan berbagi sembako, lalu menutup hari dengan perkembangan tim logistik yang terus melayani di Ibu Siaga - Ibu Profesional , bukan lah hal yang tidak ada artinya. Semua sangat baik, sangat bermanfaat. Namun, bukan amanah itu yang mau saya perbaiki kualitasnya. Saya ingin menjadi fasilitator anak yang mempuni. Saya akan membuatnya sebagai afirmasi bagi saya bahwa  SAYA INGIN MENJADI FASILITATOR ANAK YANG MEMPUNI . Saya menginginkan sesuatu yang lebih baik dari hari kehari dalam mendampingi anak-anak. Hari ini saya masih kalah dengan komitmen yang tidak saya lakukan, yakni membuat catatan pembuka saya untuk memf

Evaluasi Fasilitator Anak : 1

Gambar
Setelah menjadi semua proses belajar saya dan anak-anak pada hari ini, saya menilai diri saya dengan badge 1. I need Improvement . Alasannya, saya tidak memiliki rencana pendampingan. Saya seharusnya bangun pagi, ibadah dan olah raga pagi, menyiapkan sarapan pagi berberes dan menyiapkan rencana harian proses pendampingan yang akan saya buat pada hari tersebut. Hari ini tidak ada. Saya tidak membuat perencanaan bahkan dalam bentuk draf sekalipun. Tidak ada alasan bagi saya untuk menundanya, karena jika saya menganggap menjadi Fasilitator  Anak yang mempuni bukan prioritas bagi saya untuk dibenahi, maka itu tidak akan menjadi bahan puasa saya. Jadi esok harus lebih baik lagi. #catatan18 #kelaskepompong #bundacekatan #ibuprofesional

Membuat Indikator Pencapaian

Gambar
Salah satu hal yang mendasar sebelum melaksanakan tugas adalah menetapkan standart pencapaian. Standart tersebut bertujuan agar aktivitas memiliki parameter atau ukuran yang jelas dan bisa dinilai berhasil atau tidak. Untuk melaksanakan kegiatan puasa minggu ke-3 di kelas kepompong, Bunda Cekatan, sebagai Fasilitator Anak, ada beberapa hal yang ingin saya benahi adalah : Saya mampu menjadi mitra suami sebsgai fasilitstor anak Saya mampu bekerja sama dengan fasilitator tambahan baik itu fasilitator di sekolah atau pun ditempat anak mengikuti kegiatan sesuai minat bakat mereka Saya mampu mengembangkan kegiatan yang sesuai dengan fitrah diri saya sebagai istri dan ibu Saya juga mampu mengembanhkan kegiatan yang sesuai dengan perkembangan futrah anak-anak saya Saya mampu menjadi fasilitator yang tegas dan menyenangkan Sebagai indikator pencapaian dan pemberian badge, saya akan mendapatkan badge : I Need Improvement.   Badge ini akan saya dapatkan jika saya : Ti

Agenda Penting : Fasiltator Anak

Gambar
Saat-saat sibuk seperti ini saya harus semakin ingat tugas pertama dan utama saya, yakni menjadi fasilitator bagi tumbuh kembang anak-anak saya . Dengan banyak kegiatan, fokus menjadi fasilitator ini terkadang teralihkan. Seperti hasil dari puasa bke-1 dan ke-2, saya menarik benang merah untuk puasa ke-3 yang akan saya lakukan selama 1 minggu kedepan. Puasa ke-1 saya berpuasa mengatur emosi, puasa ke-2 saya berusaha produktif dengan membuat agenda yang baik. Pada puasa ke-3 saya akan melakukan puasa Menjadi Fasilitator Anak yang mempuni. Saya melihat postingan beberapa orang tua yang kewalahan membimbing anak-anaknya. Ada yang bilang sudah naik darah, naik sasak, bertaring dan lain sebagainya. Kok jadi serem dan seperti di film acntik-cantik serigala saya fikir.  Saya pribadi sudah memalui semua perasaan itu, anak-anak sudah mulai besar dan menemukan pula belajar juga. Lebih enak menerapkan kesepakatan dari awal memang, anak-anak jadi terlatih dengan gaya belajar dan gaya

Membuat Rencana (menuliskan agenda)

Gambar
Saya menyadari belum melaporkan puasa minngu ke-2 saya, setalah melihat tanggal yang dibuat oleh Bunda Ika Prat di grup FB Bunda Cekatan. Ah, Subhanallah. Banyaknya kegiatan kerelawanan, mengalihkan perhatian saya dengan tugas di kelas kepompong di Bunda Cekatan ini. Kami diminta membuat Tugas Minggu dan Tantangan 30 Hari menuliskan apa yang akan dimaksimalkan dari mind mapping yang kami buat sebelumnya. Pada minngu ke-2 ini, saya memilih tema puasa kegiatan Produktif dengan Membuat Rencana . Salah satu caranya adalah dengan menuliskan agenda, menempelkannya lalu melaksanakan sesuai agenda yang telah saya tulis. Namun ternyata malah saya lupa menuliskan hasilnya dan melaporkannya. Ahhhhh..ditengah menghargai diri dengan badge Excellent karena dedikasi terhadap tugas-tugas, namun malah lupa kelas yang juga masuk skala prioritas. Sebaiknya jadwal puasa di kelas kepompong ini saya posting saja disini : Puasa Tahap 2. Saya ingin memperbaiki agenda produkt

Tim Logistik Ibu Siaga

Gambar
Alhamdulillah, hari ini saya lalui dengan penuh kegembiraan walau pun tubuh rasanya sedikit minta istirahat. Tugas anak-anak selesai dengan baik. Menjadi koordinator tim logistik sungguh menyita perhatian saya. Excellent, itu penghargaan bagi diri saya dengan menyelesaikan petunjuk teknis tim logistik dan beberapa format dan RAB tim logistik. Besok perjuangan akan saya teruskan. #catatan14 #kelaskepompong #bundacekatan #ibusiaga #ibuprofesional

Bergerak Bersama

Gambar
Hari ini adalah hari ke 34 sejak diumumkannya kasus pertama Corona yang terdeteksi di Indonesia oleh Bapak Presiden republik Indonesia. Saat itu, tanggal 2 Maert 2020, Corona Virus atau yang dikenal dengan Covid-19 sudah menjadi pendemi dunia, hampir seluruh negara terinfeksi. Virus yang pertama sekali ditemukan di Wuhan - China ini pada akhirnya masuk ke Indonesia setelah  2 orang warga Depok  berinteraksi langsung dengan Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang positif Corona. Sebagimana lazim kita ketahui salah satu cara memutus mata rantai virus corona yang sedang mewabah adalah dengan Stay at Home, tinggal di rumah saja. Tetaplah di rumah jika tidak ada keperluan mendesak selama 14 hari. Namun, tinggal di rumah tanpa kegiatan bermanfaat malah akan mendatangkan kejenuhan bahkan bisa mendatangkan stres. Banyak berita yang bisa mempengaruhi fikiran kita baik sadar atau tidak. Namun tentunya perkembangan bagaimana penanganan virus ini juga harus menjadi perhatian bersama. Ber

Ibu Siaga

Gambar
Kisah Produktif hari ini adalah dengan mengambil peran dan tanggung jawab pada Gerakan Ibu Siaga, Ibu Profesional. Peran yang saya ambil adalah menjadi Koordinator Tim Logistik. Tim yang saya pimpin bertugas untuk memasok kebutuhan member yang terdampak Corona, mulai dari menajdi ODP (Orang Dalam Pemantauan).  Tugas menjadi koordintaor ini memiliki tantangan tersendiri, saya tidak menyangka sebelumnya bahwa banyak regional yang tidak memiliki perwakilan. Saya harus men- take over tugas yang diberikan, secara langsung. Pada hari pertama adanya laporan ODP, Sabtu/4 april 2020, yang harus ditangani oleh teman-teman harus bisa saya handle sendiri. Saya kewalahan. Dari 6 Laporan selama sekitar 8 jam berturut-turut saya hanya bisa menuntaskan 1 laporan, buat saya itu menyedihkan sekali, banyak sekali kendala di lapangan. Menjadi bagian dari tim Ibu Siaga membutuhkan konsentrasi, komitment dan konsistensi yang sangat tinggi. Ah lelah sekali, banyak sekali jalur komunikasi yang har

Memelihara semangat dengan terlibat aktif di masyarakat.

Gambar
Hari ini saya melakukan diskusi terkait perkembangan lanjut yang mungkin terjadi setelah merebaknya virus corona. Lalu saya melihat sebuah postingan menarik dari Mas Aar Sumardiono terkait " Menakar dimana posisi kita? ", saya menyetujui bahwa sebagai anggota masyarakat kita harus jelas menempatkan diri kita dimana. Saya fikir banyak hal yang harus dibenahi ditengah ketidakjelasan sikap pemerintah. Jangan berharap pada apa yang tidak jelas, saya memilih berupaya menjadi solusi. Saya setuju dari apa yang dipapaskan Mas Aar, kedepan hal yang menantang dalam proses di era ketidakpastian saat ini adalah stabilitas dan kejernihan mental.  Agar mental tetap stabil dan jernih, maka kita harus mengetahui posisi diri, bagaimana posisi kita saat ini. Ada 3 siklus dalam hidup kita terkait kontribusi kita dalam kehidupan. Circle of Control, Circle of Influence, Circle of Corcern yang jika di artikan secara gampangnya, di lingkaran mana yang bisa kita kontrol, kita pengaruh

Mendampingi Proses Belajar

Gambar
 Hari ini saya sangat bersyukur karena proses belajar anak-anak berjalan lancar. Saya dan suami mendampingi secara bergantian. Baik proses belajar akademik, belajar qur'an maupun belajar kemandirian. Anak-anak kami minta membuat tabel tugas yang harus dilakukan mereka di rumah secara bergantian. Tugas Minggun Ghaza dan Hilmi #catatan10 #kelaskepompong #bundacekatan #ibuprofesional

Mengenal Canva (Belajar Canva untuk Anak)

Gambar
Hari ini kegiatan produktif yang ingin saya bagi catatannya adalah belajar mengenal Canva bersama anak-anak saya. Canva adalah salah satu software disain yang sangat mudah dipelajari dengan hasil disain yang beragam. Bagi yang belum mengenal Canva bisa klik  Disini .  Kali ini anak-anak belajar sesuai kebutuhan mereka. Hilmi belajar lebih banyak memadu madankan gambar, sementara Ghaza sudah bisa mendesain secara sederhana. Saya sangat mengapresiasi kemauan anak-anak membuat karya. Karya mereka : Tugas PKN Hilmi Tugas B.Inggris Hilmi Karya Ghaza #catatan9 #kelaskepompong #bundacekatan #ibuprofesional