Keterampilan Belajar (Learning Skills)


Saat ini saya sedang belajar bagaimana merencanakan proses belajar saya. Salah satu hal yang dibahas dalam keluarga Manajemen Belajar, saya dan teman-teman membahas pentingnya mengetahui tentang Keterampilan Belajar (Learning Skills).

Disaat membahas tentang Keterampilan Belajar (Learning Skills) ini, kami mengambil referensi buku Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Buku Karya Hendra Surya ini menjadi buku yang saya cari untuk diketahui lebih lanjut. Awalnya saya khawatir tidak bisa menemukan buku tersebut karena belum ada jadwal untuk pergi ke toko buku. Atas saran Mba Chitra saya membuka Ipusnas.id. Alhamdulillah saya bisa bergabung dan menjadi member perpustakan digital ini. Buku yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada tahun 2011 ini, membahas tentang Keterampilan Belajar (Learning Skills) yang bisa digunakan untuk mencapai kesuksesan belajar.


KETERAMPILAN BELAJAR (LEARNING SKILLS)
Merupakan strategi cara berfikir efektif, cara mengembangkan sikap, maupun physico motor menjadi pelajar yang memiliki karakter kuat dan kompetensi unggulan.

Saya fikir dengan mempelajari dan menguasai Keterampilan Belajar (Learning Skills) ini, proses pembelajaran yang akan saya lakukan akan semakin mudah dan saya bisa memaksimalkan kemampuan dan kecerdasan saya dalam mencerna pembelajaran.

Belajar memahami dan menguasai Keterampilan Belajar (Learning Skills) berarti belajar memahami dan menguasai kemampuan menyusun kerangka berfikir, bersikap, dan keterampilan berbuat secara terfokus, terarah dan terukur step by step untuk melakukan proses kegiatan atau perbuatan.

Ada 4 Aspek dalam Keterampilan Belajar (Learning Skills), yakni :
  1. Thinking skills
  2. Attitude skills
  3. Emotional skills
  4. Action skills
Thinking Skills (Keterampilan Berfikir).
Pada aspek ini, hal yang harus kita lakukan adalah mengarahkan dan menggerakkan sistem kerja otak secara benar. Otak harus dilatih menyimpan memori secara optimal. Untuk mengoptimalkan kerja otak, caranya adalah dengan melakuakan dan membiasakan otak berfikir taktis, metodologis dan imajinatif.
  1. Berfikir Taktis. Saat berfikir taktis, otak berupaya untuk mengarahkan proses berfikir, bertindak cepat dan efektif secara terfokus, terukur dan terarah langsung menuju objek sasaran. Cara melatih otak saat berfikir taktis adalah dengan fokus pada sasaran, mengobservasi atau mengidentifikasi  langsung  inti masalah,  lalu fokus kepada tujuan yang ingin dicapai. 
  2. Berfikir Metodologis. Berfikir metodologis mengandung arti bahwa kemampuan menyusun kerangka berfikir secara stsep by step (tahap demi tahap), atau menyusun prosedur kerja bagaimana cara menggerakkan proses penalaran dan tindakan efektif dalam memproses pokok masalah, sehingga dapat mengurai, menyusun, menimbang dan memecahkan pokok masalah dalam pokok tindakan atau prakarsa.
  3. Berfikir Imajinatif-Kreatif. Ini mengandung arti cara berfikir kreatif dalam menelaah dan memecahkan pokok permasalahan dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin dapat dimunculkan untuk mengatasi pokok permasalahan. 
Attitude Skills (Keterampilan Sikap)
Terkadang orang terjebak bersikap belajar pasif pada saat melakukan proses pembelajaran. Sikap belajar pasif bisa saja terjadi karena tidak disadari. Disisi lain, karena hal tersebut, bisa saja guru atau fasilitator, menjadi tidak mengetahui masalah belajar yang dialami oleh peserta belajar. Selain itu, saat belajar secara mandiri, bersikap pasif ini ditandai dengan tidak munculnya daya nalar saat proses belajar berlangsung. Peserta belajar hanya menghafal, mengingat, dan pada akhirnya merasa bosan karena proses belajar menjadi proses yang tidak menarik.

Agar berhasil dalam proses belajar yang dijalani, ada 4 sikap yang harus dikembangkan :
  1. Bersikap Kritis. Bersikap kritis artinya bersikap kritis menggali suatu pemahaman secara utuh dan mendalam terhadap apa yang sedang dipelajari. Peserta belajar kritis menggali dan mengetahu manfaat belajar, proses terbentuknya, hubungan dengan lain hal, cara mengerjakan dan mengaplikasikan ilmu yang sedang dipelajari.
  2. Bersikap Aktif. Dalam hal ini, sikap yang ingin digali adalah sikap berpartisipasi secara aktif dari peserta belajar, karena proses belajar tidak akan optimal jika tidak ada sikap aktif ini. Peserta belajar harus berani mengungkapkan ketidaktahuan kepada guru atau fasilatator belajar. Peserta belajar harus membuang rasa malu, sungkan untuk bertanya dan mengungkapkan apa yang dirasakannya selama proses belajar berlangsung.
  3. Bersikap Antusias. Sikap ini ditandai dengan upaya mendorong perasaan yang kuat dan teguh pada diri sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. Peserta belajar harus menyakin bahwa inti pelajaran bermanfaat dalam kehidupan nyata.
  4. Sikap Tubuh Tegak dan Membusungkan Dada. Sikap tubuh ternyata berpengaruh pada kemampuan berfikir seseorang, untuk itu yang harus dipalajari peserta belajar adalah sikap tubuh tegak dan membusungkan dada. Sikap tubuh seperti ini berpengaruh pada sirkulasi darah dari otak dan sebaliknya. Dada yang membusung akan menghimpun oksigen yang lebih besar sehingga memberi pasokan energi lebih maksimal untuk kerja otak.
Emotional Skills
Keterampilan selanjutnya yang harus dipelajari adalah bagaimana mengatur perasaan emosional yang berhubungan dengan sumber energi, pendorong minat, perhatian dan motivasi belajar yang kuat dari dalam diri dapat muncul selama proses belajar berlangsung. Merubah mind set (pola fikir) bahwa belajar itu suatu beban menjadi suatu tantangan, dapat meningkatkan motivasi belajar. Selama proses belajar, peserta belajar harus bisa mengendalikan dan mengenyampingkan hal-hal yang dapat menghambat proses belajar.

Untuk dapat membentuk emotional skills yang baik, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain :
  1. Berani Membangun Mimpi. Peserta belajar harus berani membangun mimpi dan cita-cita yang besar. Dengan memusatkan mimpi dan cita-cita di dalam hati, maka peserta belajar memusatkan perhatian pada cara-cara untuk mencapai mimpi dan cita-cita tersebut.
  2. Berusaha untuk Mengahargai Diri Sendiri. Keterampilan selanjutnya yang harus dilatih adalah bagaimana menghargai diri sendiri, mengurangi keluh kesah, dan yakin bahwa peserta belajar lah yang dapat merubah dirinya sendiri. Mengubah kekurangan yang ada dan menerima apa yang tidak bisa dirubah sebagai kekurangan. Peserta belajar juga harus melatih untuk berfikir positif dalam menilai diri sendiri.
  3. Keinginan untuk Memiliki Nilai Plus. Hal yang dapat dilakukan untuk membangkitkan keinginan memiliki nilai plus adalah dengan mencari cara terbaik dalam penguasaan pelajaran. Peserta belajar bisa mempertanyakan bagimana jika "dia" adalah orang terbaik, idola, penemu dan sebagainya. Bagaimana kebermanfaatan yang bisa dihasilkan dengan menjadi orang yang bermanfaat lebih baik dengan keahlian dan kepintaran yang dimiliki.
  4. Menentukan Target Pencapaian Prestasi. Agar peserta belajar giat dan fokus belajar , maka peserta belajar dapat membuat rencana tahapan pencapaian belajar atau grafik belajar. Peserta belajar membuat target yang ingin dicapai, baik itu terkait waktu, apa yang akan dipelajari dan dikuasai, indikator keberhasilanya, dan sebagainya.
  5. Kemauan Keras. Sesulit apapun pelajaran peserta belajar harus meyakini bahwa peserta belajar sanggup menguasainya dan mencari solusi terhadap masalah yang ditemui dalam proses belajar. Pada akhirnya peserta belajar juga meyakini "aku bisa" menjalani proses belajar dengan optimal.
Action Skills
Pada akhirnya proses belajar memiliki tujuan menguasai ilmu pengetahuan, bagaimana melatih potensi diri agar mampu melakukan dan menghasilkan sesuatu dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. Hal ini lah yang disebut upaya membentuk kompetensi atau kemahiran berdasarkan disiplin ilmu tertentu.

Untuk membentuk kompetensi diri, ada beberapa keterampilan action skills yang bisa dikembangkan :
  1. Menyusun Rencana Kerja. Sebelum melakukan sesuatu, yang dapat dilakukan oleh peserta belajar adalah menggiring pemikiran dan menyusun kerangka berfikir dalam bentuk rencana kerja. Buatlah rencana kerja untuk melaksanakan ide-ide berdasarkan disiplin ilmu yang dikuasai. Kembangkan dan tentukan sarana penunjang untuk mengembangkan ide, misalnya dari buku petunjuk, menentukan perlengkapan penunjang, tempat dan sebagainya.
  2. Memperaktikkan Proses Belajar. Setelah peserta belajar mampu membuat rencana kerja, membuat program atau prosedur dari apa yang akan dikerjakan, maka langkah selanjutnya adalah memperaktikkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. 
  3. Inovatif-Kreatif. Keterampilan inovati dan kreatif harus dibiasakan dalam proses belajar, keterampilan ini akan mengarahkan diri untuk mencari cara bagaimana berbuat sesuatu agar tujuan belajar menjadi tercapai. Keterampilan mempertanyakan bagaimana bisa begitu, apa tujuannya, bagaimana seharusnya terjadi harus sering digali untuk mencapai solusi terhadap masalah belajar yang sedang dihadapi.
  4. Mandiri. Keterampilan yang terkait kemandirian antra lain dilakukan dengan cara membiasakan diri untuk tidk tergantung kepada orang lain, termasuk orang terdekat peserta belajar. Kemandirian ini mendorong peserta belajar untuk tekun, berfikir, berkerja dan bertindak yang beroientasi pada kemajuan.
Jika dibuat peta besar Keterampilan Belajar (Learning Skills) maka gambarannya adalah sebagai berikut :

Learning Skills (keterampilan Belajar)


Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping