Tak kan melayu hilang di bumi (bagian 1)

Ada sebuah petuah dari Hang Tuah:  Tak kan melayu Hilang dibumi, Bumi bertuah Negeri beradat. Etika pergaulan orang Melayu telah memberikan pengaruh positif dalam pergaulan antarwarga Indonesia. Ajaran sopan-santun akhir-akhir ini telah diabaikan, sehingga kebiasaan ini perlu dipulihkan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan sekarang.


Salah satu suku melayu terbesar di Indonesia adalah melayu Deli. Orang Melayu Deli ini sudah berabad-abad tinggal di sekitaran pinggiran Sungai Deli yang mengalir di Kota Medan hingga ke pantai timur Sumatra atau lebih tepatnya bermuara di Selat Malaka.[3] Hingga pada akhirnya berkembangnya industri di Kota Medan membuat orang Melayu Deli banyak tinggal di sekitaran Kota Medan, Deli Tua, pesisir Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Labuhan, termasuk juga di Kabupaten Deli Serdang.[1]


Rumah melayu Deli.

Rumah adat suku Melayu Deli di dirikan dengan bentuk seperti rumah panggung, dengan tiang setinggi 2 meter.

Pola hidup kekeluargaan menggunakan sistem ilah parental /bilateral, yang menurut mereka sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam tradisi keluarga, laki laki dan perempuan akan memperoleh warisan yang sama besar dan sama rata.

Rumah adat Melayu Deli ini memiliki design yang unik dengan gaya artistektur yang khas.

Biasanya rumah adat tersebut identik dengan warna kuning dan hijau. Bentuk rumah panggungg terdiri dari lantai dan dinding yang terbuat dari papan kaya dan atap yang terbuat dari ijuk.

Bangunan gedung ini berbentuk rumah adat Melayu dengan arsitektur yang cukup kental.

Didirikan dengan bentuk rumah panggung yang bertumpu pada tiang-tiang setinggi 2 meter, yang membuat gedung ini tampak kokoh dan megah.

Pada bagian bawah rumah ini bisa dijadikan tempat bersantai dan tempat berkumpul keluarga.

Rumah adat Melayu Deli ini mempunyai dua tangga pada bagian depan yang terhubung dengan teras depan.

Di samping kanan dan kiri bangunan juga terdapat tangga yang tersambung dengan teras atau serambi samping.

Design bangunan rumah adat ini, membuat para pengunjung atau bahkan keluarga yang masuk didalamnya merasa nyaman.

Dengan rumah yang terdiri dari 75% bahan kayu membuat suasana pada dalam rumah ini menjadi sejuk.

Ditambah lagi harmoninya hiasan-hiasan yang memenuhi satiap batas lantai yang membuat oarang yang ada didalamnya merasa terkagum-kagum.

Tahukah Anda, rumah panggung adalah rumah adat Suku Melayu. Masyarakat melayu biasa mendirikin rumah tinggalnya dengan bentuk seperti ini bukan sekadar untuk gaya, tetapi supaya lebih aman. Yap, rumah-rumah milik suku melayu dibuat dengan model panggung karena mereka biasa membangunnya di atas air. Di perairan inilah mata pencaharian suku melayu sebagai penangkap ikan. Seiring berjalannya waktu, konsep rumah panggung pun menyebar ke seantero Indonesia. Misalnya pada masyarakat jawa, rumah panggung biasa dibuat di area persawahan sehingga lebih mudah mengawasi padi.

Tapi bukan berarti rumah panggung hanya dapat diaplikasikan pada bangunan-bangunan yang bergaya tradisional saja. Kenyataannya desain rumah panggung pun bisa diterapkan pada rumah-rumah modern loh. Saat ini telah banyak sekali rumah tinggal maupun bangunan komersil yang dibuat mengusung gaya panggung. Tentunya dengan menyesuaikan material bangunan yang dipakai terlebih dahulu. Bangunan rumah panggung bergaya modern umumnya dibuat menggunakan konstruksi beton, bukan bambu atau kayu lagi. Selain itu, desainnya secara keseluruhan pun dirancang dengan konsep modern.

Lantas, mengapa sih rumah panggung masih eksis sampai sekarang di tengah-tengah banyaknya desain rumah modern yang ada saat ini? Salah satu penyebabnya dikarenakan oleh kelebihan-kelebihan rumah tersebut. Rumah panggung setidaknya mempunyai 7 keunggulan utama yang dimiliki oleh rumah ini, di antaranya :

sehingga bisa menahan guncangan dengan baik. Sedangkan pemakaian beton di rumah panggung tradisional umumnya hanya sebatas untuk tiang penyangga.

Kesan Tradisional yang Kuat

Suasana tradisional yang dimiliki oleh rumah panggung ini memang terasa sangat kuat. Bahkan walaupun Anda membuat rumah panggung menggunakan beton dengan desain yang modern pun, kesan tradisional pada rumah tersebut akan tetap terasa. Hal inilah yang memicu bangunan rumah-rumah pada tempat penginapan, villa, atau motel biasanya sengaja dibuat dalam bentuk rumah panggung untuk menambah daya tariknya. Kesan tradisionalnya diharapkan juga sanggup menarik perhatian dan membuat rileks semua pengunjung yang menginap di tempat tersebut.

Bentuknya Unik Sekali

Kenyataannya memang saat ini sangat sulit untuk bisa menemukan rumah panggung, khususnya di lingkungan perkotaan. Rumah-rumah di area perkotaan umumnya hanya dibuat dalam model rumah tapak saja. Karena kelangkaannya inilah, rumah panggung kini menjadi salah satu rumah yang sangat unik. Rumah ini nampak begitu berbeda dan memiliki pesona tersendiri daripada rumah-rumah yang lain. Tidak heran, banyak usaha rumah makan bercita rasa tradisional yang mengaplikasikan rumah panggung untuk memikat hati para calon konsumennya.

Interior Lebih Sejuk

Pada rumah biasa, ventilasi udara hanya bisa dibuat di bagian dinding dan atap saja. Contohnya seperti jendela, roster, lubang angin, atap terbuka, maupun celah-celah kayu. Berbeda dengan rumah panggung, di mana rumah ini mempunyai ventilasi tambahan dari bagian lantai. Rumah panggung memungkinkan udara bisa mengalir keluar-masuk rumah melalui bagian mana saja, termasuk bagian lantai. Sehingga secara otomatis kondisi ini membuat suasana interior rumah panggung akan terasa lebih sejuk walaupun tidak dilengkapi kipas angin atau AC.


Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping