Pengalaman Menggunakan MRT di Singapura

Saat saya dan keluarga melakukan jelajah kota Singapura kami menggunakan MRT sebagai salah satu transportasi yang bisa membawa kami berkeliling Singapura dengan cepat dan aman. Kami memiliki rencana bersama untuk berpindah dari satu destinasi wisata ke destinasi lainnya, kami memilih menggunakan transportasi umum, baik bus atau MRT. Selain untuk menghemat budget, kami juga ingin mencoba transportasi umum yang agak berbeda dari yang ada di Indonesia. Khususnya di kota tempat kami tinggal, Medan - Sumatera Utara.

Singapura adalah salah satu contoh negara maju di dunia yang memiliki sistem transportasi yang baik. Saya mengutip pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Francisco Petro Urrego di sebuah surat kabar online yang saya baca, "Negara maju bukan tempat di mana orang miskin memiliki mobil. Negara maju adalah di mana orang kaya menggunakan transportasi umum."  Menurut saya, sebagai negara maju, bepergian dengan transportasi umum di Singapura memang sangatlah nyaman. Karena transportasi umum di negara tersebut sudah terkenal dengan kebersihan, kenyamanan dan keamanannya dan integrasi antara moda transportasi yang satu dengan yang lain. Petunjuk yang jelas dan akurat, serta petugas yang selalu siap membantu, membuat pengunjung tidak kebingungan saat menggunakan layanannya. 

Sebelum mencoba transportasi umum di Singapura, hal yang kami lakukan adalah menyiapkan kartu Ezlink untuk memudahkan sekaligus menghemat biaya perjalanan. Kartu Ezlink adalah kartu transportasi yang bisa digunakan untuk naik bus, MRT dan LRT.

Khusus untuk turis, tersedia juga The Singapore Tourist Pass. Kartu ini juga bisa digunakan untuk bus, MRT, dan LRT. Kartu ini bisa Kita dapatkan di beberapa stasiun MRT, seperti stasiun Changi Airport di Terminal 2 dan 3. Namun saat tiba di Singapura, kami memutuskan untuk membeli kartu yang biasa digunakan oleh warga Singapura, kelebihan kartu jenis ini, kita bisa menggunakan kartu tersebut sampai lima tahun yang akan datang, harga per kartu menjadi lebih murah. 

Mass Rapid Transit (MRT) Singapura

MRT Singapura merupakan sebuah sistem angkutan cepat yang menjadi tulang punggung sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara ini. MRT Singapura ini dibuka pada tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. MRT Singapura merupakan tulang punggung utama sistem angkutan umum di Singapura. Saat menaiki transportasi umum di sana, kita bisa melihat bahwa Pemerintah Singapura membangun transportasi umumnya secara terintegrasi. Semua jalur dan moda transportasi saling terhubung dan mudah dijangkau, hal ini tentu memudahkan mobilisasi orang baik penduduk lokal Singapura atau pun wisatawan yang sedang berkunjung ke sana.

MRT Singapura memiliki 113 stasiun dengan jalur sepanjang 152,9 kilometer. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum. MRT Singapura dilengkapi dengan sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan stasiun MRT dengan kawasan perumahan umum yang ada di sana. Layanan MRT Singapura beroperasi mulai pukul 5.30 pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura.

Jika kita ingin berwisata di Singapura, MRT adalah alternatif transportasi yang tepat. Kenapa? Karena stasiunnya terletak tak jauh dari lokasi-lokasi wisata populer sehingga kita tak perlu jalan kaki terlalu jauh dari stasiun ke tempat tujuan kita. Berdasarkan laporan yang dirilis biro konsultan global McKinsey, Singapura memiliki sistem transportasi publik terbaik dan terjangkau jika dibandingkan dengan 24 kota utama di dunia. Laporan tersebut mengevaluasi sistem transportasi di 24 kota, termasuk di antaranya Hong Kong, New York, dan London. Sistem transportasi yang dimaksud mencakup seluruh moda transportasi, mulai dari sistem transportasi pribadi, umum, shared transportation, sepeda, dan jalan kaki.

Sejarah MRT Singapura

MRT Singapura dibuat berdasarkan perencanaan kota pada tahun 1967 di mana pada tahun 1992 Singapura memerlukan sistem transportasi kota di atas rel. Setelah melewati perdebatan, akhirnya perdana menteri Singapura Lee Kuan Yew menyimpulkan bahwa sistem transportasi hanya menggunakan bus tidak akan mencukupi karena akan memerlukan jalur jalan dengan keterbatasan lahan di negara maju ini.

MRT Singapura dibangun dengan biaya konstruksi awal MRT sebesar 5 miliar dolar Singapura. Biaya ini merupakan biaya termahal yang pernah dikeluarkan untuk sebuah proyek pada waktu itu. Proyek MRT Singapura pertama dimulai pada 22 Oktober 1983 di Jalan Shan. Pemerintah Singapura membangun jaringan MRT secara bertahap, di mana Jalur Utara Selatan diutamakan karena melewati daerah pusat kota yang sangat memerlukan transportasi publik. Mass Rapid Transit Corporation (MRTC), selanjutnya diganti menjadi SMRT Corporation.

Pada 7 November 1987, bagian pertama dari Jalur Utara Selatan mulai beroperasi yang terdiri dari lima stasiun dengan jarak enam kilometer. Limabelas stasiun lagi kemudian dibuka dan MRT Singapura resmi dibuka pada 12 Maret 1988 oleh Lee Kuan Yew, sebagai Perdana Menteri Singapura waktu itu. Sebanyak 21 stasiun ditambahkan dalam jaringan; pembukaan Stasiun Boon Lay pada Jalur Timur Barat 6 Juli 1990 menandai selesainya jaringan dua tahun lebih awal dari jadwal.

MRT Singapura terus berkembang. Pemerintah Singapura mengembangkan jalur Utara Selatan melalui kota Woodlands yang berbatasan dengan Johor Bahru di Malaysia. Konsep untuk mendekatkan jalur rel ke perumahan menghadirkan sistem LRT Singapura. Jalur LRT ini pun terhubung ke jalur MRT.

Fasilitas dan jasa

MRT Singapura terletak melayang atau di bawah tanah. Hampir semua stasiun bawah tanah cukup dalam dan tahan menghadapi serangan bom konvensional sehingga bisa berperan sebagai tempat perlindungan bom. Kami baru mengetahui bahwa ada 9 lantai di stasiun MRT Singapura. Keren nya Layanan telepon seluler bisa digunakan di dalam stasiun maupun sepanjang perjalanan jaringan MRT. Pada umumnya, kereta dan stasiun bawah tanah di Singapura dilengkapi pendingin udara, meskipun beberapa stasiun melayang masih menggunakan kipas angin.

Setiap stasiun dilengkapi dengan mesin tiket, pusat pelayanan penumpang, LED dan layar plasma yang menunjukkan informasi perjalanan kereta dan pemberitahuan. Jadi tidak perlu khawatir nyasar ya. 

Tiap stasiun juga dilengkapi dengan kamar kecil dan telepon berbayar. Beberapa stasiun besar, memiliki toko ritel dan kios, supermarket, ATM, dan mesin penjual self-service. Kita bisa melengkapi kebutuhan kita sebelum memasuki area dalam stasiun MRT. 

Stasiun-stasiun lama di Jalur Utara Selatan dan Jalur Timur Barat awalnya dibuat tanpa fasilitas aksesibilitas, seperti elevator, ramp, huruf Braille, pintu masuk lebar, atau toilet untuk penumpang disabilitas, sehingga penyandang disabilitas kurang tertarik memakai sistem MRT. Seiring waktu, semua fasilitas ini saat ini sedang dipasang sebagai program untuk membuat semua stasiun bisa terakses oleh orang berusia lanjut atau penyandang disabilitas. Hampir semua stasiun sekarang telah memiliki beberapa fasilitas ini, dan akan ditambah rak sepeda di 20 stasiun sebagai penunjang. Jadi bagi penumpang yang membutuhkan tersedia lift atau elevator, walau yah tetap harus berjalan dan menurut kami bagi lansia dan difabel tetap harus mempersiapkan diri untuk menaiki MRT.

Depo

Saya penasaran bagaimana perawatan kereta api di Singapura. Biasanya perawatan kereta api dilakukan di Depo kereta api. Depo kereta api adalah tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan perawatan rutin kereta api serta merupakan tempat untuk melakukan perbaikan ringan. Perawatan yang dilakukan biasanya merupakan pemeriksaan harian, periodik lainnya. Dalam perawatan harian kereta api termasuk juga pencucian kereta api. 

SMRT Corporation Singapura memiliki empat depo kereta api, yakni Depo Bishan yang merupakan pusat perawatan kereta dengan fasilitas bongkar besar, sementara Depo Changi dan Depo Ulu Pandan memeriksa dan menjadi parkir kereta tiap malam. Depo bawah tanah di Depo Kim Chuan untuk memarkirkan kereta di Jalur Lingkar. 

Depo Sengkang untuk memarkirkan kereta di Jalur Timur Laut serta Jalur LRT Sengkang dan LRT Punggol, semua dioperasikan oleh SBS Transit. Ini adalah depo pertama yang memiliki struktur pendukung untuk industri di atas depo, untuk menghindari penggunaan lahan yang sangat terbatas di Singapura.

Arsitektur dan Seni

Generasi awal pembangunan MRT Singapura lebih mengedepankan fungsionalitas daripada estetika. Kita bisa melihat dari beberapa stasiun lama yang pertama dibuka pada Jalur Utara Selatan dan Jalur Timur Barat yang dibuka tahun 1987-1988 di Yio Chu Kang ke Clementi. Kecuali stasiun Orchard, yang dipilih desainernya sebagai "showpiece" dari sistem MRT Singapura dan awalnya dibangun dengan atap kubah. Pada tahun 2013 saat saya menggunakan MRT di stasiun Orchad, saya terkesan dengan arsitekturnya yang keren. Dan arsitekturnya memang berbeda dengan berapa stasiun MRT yang saya datangi saat itu yang lebih mengesankan arsitektur modern.

Pemerintah Singapura telah membuka jalur MRT Ekstensi Woodlands yang menambah karya seni di Woodlands. Dengan pembukaan Jalur Timur Laut, seri karya seni dibuat di bawah program "The Art In Transit" yang dicanangkan oleh Land Transport Authority Singapura. Karya ini dibuat oleh 19 seniman lokal dan terintegrasi dengan arsitektur dalam stasiun, kabarnya proyek ini bertujuan untuk mengapresiasi seni publik pada lingkungan berlalu-lintas tinggi. Hasil karya pada tiap stasiun didesain agar cocok dengan identitas stasiun. Semua stasiun pada jalur Timur Laut, Lingkar, dan Pusat Kota di bawah program ini.

Stasiun MRT Expo, terletak di cabang Bandara Changi dari Jalur Timur Barat, terletak bersebelahan dengan fasilitas pameran Singapore Expo. Didesain oleh Foster and Partners dan selesai Januari 2001, stasiun ini berbentuk elips dengan atap pillarless titanium yang membentang sepanjang platform stasiun. Saya dan keluarga berkesempatan melihat disekitar kawasan ini, kesan modern langsung terlihat jelas.

Jika kita pergi ke Changi Airport, stasiun MRT paling timur, kita bisa melihat stasiun MRT yang memiliki platform paling luas di antara semua stasiun MRT bawah tanah di Singapura. Pada tahun 2011, stasiun ini termasuk dalam 15 stasiun subway terbaik di dunia.

Singapura juga memiliki 2 stasiun MRT Jalur Lingkar, Bras Basah dan Stadium, dibangun dengan kompetisi Marina Line Architectural Design Competition yang diselenggarakan oleh Land Transport Authority dan Singapore Institute of Architects. Pemenang untuk kedua stasiun adalah WOHA. Tahun 2009, penghargaan "Best Transport Building" diberikan pada desainer WOHA Architects pada Festival Arsitektur Dunia. Menggunakan MRT dari berbagai stasiun MRT di Singapura, kita memang akan merasa bagaimana transportasi umum bisa melayani dengan baik warga setempat dan para pengunjung yang datang ke Singapura.

Tarif

Di negara maju yang merupakan negara tetangga Indonesia ini, pemerintah Singapura mengatur tarif MRT, karena pemerintah Singapura juga menjadi operator kereta. Tarif di sistem MRT disesuaikan sampai level balik-modal terkecil. Operator akan menarik tarif dengan menjual tiket elektronik, harga dihitung berdasarkan jarak antara stasiun awal dan stasiun akhir. Harga ini akan meningkat tiap beberapa stasiun untuk tiket satu perjalanan. Untuk tiket langganan, tarif akan dihitung makin naik berdasarkan jarak kira-kira antar stasiun. Kabarnya hal ini tidak seperti sistem bawah tanah lainnya yang menggunakan zona tarif seperti London Underground yang juga terkenal sistem trasnportasi umumnya.

Meskipun dioperasikan swasta, struktur tarif diatur oleh Public Transport Council (PTC), di mana operator meminta jika diinginkan perubahan tarif. Tarif dijaga sehingga harganya tak beda jauh dengan tarif bus, sehingga menarik minat para komuter untuk memakainya dan mengurangi ketergantungan pada bus.

Stasiun terbagi menjadi 2 kawasan, berbayar dan tidak berbayar, di mana operator hanya menarik tarif melalui pintu yang disebut access control gates. Pintu-pintu ini terhubung dengan jaringan komputer, dapat membaca dan memperbarui data tiket elektronik, seperti stasiun awal dan stasiun akhir, serta lamanya tiap perjalanan. Mesin tiket menjual tiket untuk satu perjalanan atau sebagai tempat penumpang menambah saldo kartu mereka. Tiket satu perjalanan berwarna hijau, hanya berlaku pada hari pembelian, dan hanya berlaku kira-kira 30 menit. Tiket yang dapat digunakan berulang membutuhkan saldo minimum.

Semua tarifnya terintegrasi oleh TransitLink, para komuter hanya perlu membayar 1 kali dan melewati 2 pintu (pintu masuk dan keluar) untuk 1 perjalanan, bahkan untuk transfer ke jalur yang dioperasikan perusahaan berbeda.

Berdasarkan pengalaman kami menggunakan MRT, untuk transportasi umum, memang MRT bukanlah satu-satunya moda transportasi yang murah untuk digunakan, moda transportasi ini memang lebih unggul secara waktu dan jangkauan luas dari satu tempat ke tempat lainnya.

Tiket

Sebelum menaiki MRT, kami membeli tiket di stasiun MRT. Ada dua jenis kartu yang bisa digunakan untuk membeli tiket yakni Standard Ticket dan Singapore Tourist Pass. Kalau kartu Singapore Tourist Pass (STP), bisa digunakan non stop selama 1-3 hari tergantung beli tiket yang mana.

Sedangkan Standard Ticket itu mau tak mau  harus top up setiap kali melakukan perjalanan. Ada pilihan misalnya mau single trip atau tidak. Kalau single trip itu artinya kita hanya membayar untuk satu kali perjalanan saja.

Karena kami ingin mengelilingi Singapura, berdasarkan pengalaman jelajah Singapura yang kami lakukan, kami menyarankan menggunakan single trip sehingga kita tidak harus selalu turun di stasiun yang sama.

Sistem tiket MRT di Singapura menggunakan kartu pintar nirkontak EZ-Link dan NETS FlashPay yang berbasis Symphony for e-Payment (SeP) untuk transportasi publik dari sistem Singapore Standard for Contactless ePurse Application (CEPAS). 

Kartu EZ-Link atau NETS FlashPay dapat dibeli di Kantor Tiket TransitLink manapun atau di Pusat Pelayanan Penumpang (Passenger Service Centre). Kartu CEPAS ini dapat digunakan untuk membayar tarif bus, MRT, dan LRT. Kartu CEPAS juga dapat digunakan sebagai pembayaran barang dan jasa di beberapa toko, Electronic Road Pricing, dan parkir elektronik. Tambahan saldo dapat dibeli di General Ticketing Machine (GTM), Add Value Machine, TransitLink Ticket Office, Passenger Service Centre, Stasiun AXS, ATM DBS/POSB/OCBC/UOB, online via card reader, atau di beberapa toko seperti Circle K.

Cara Membeli Tiket MRT Ada beberapa langkah untuk membeli tiket MRT, Kita bisa membeli tiket langsung di mesin tiket, atau menggunakan kartu prabayar semacam Kartu BCA atau Mandiri e-money. 
  1. Standard Ticket Yang paling mudah adalah dengan membeli tiket standar di mesin tiket, di mana tiket ini untuk sekali perjalanan yang bentuk kartunya seperti Kartu CommuterLine di Jakarta. Anda harus masuk dan keluar di stasiun yang telah pilih dengan kartu tersebut, bila anda salah stasiun anda tidak bisa keluar dan akan kena denda bila anda memaksa keluar. Demikian pula saat anda akan memasuki pintu masuk stasiun kartu tidak terdeteksi maka, pada saat keluar kartu tidak bisa dipergunakan.
  2. EZ-Link Card Bila anda tinggal lama atau mau kembali lagi ke Singapura lain waktu, disarankan untuk membeli EZ-Link untuk kemudahan pembayaran. EZ-Link semacam kartu prabayar yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MRT atau bus seperti di Jakarta semacam Kartu Flash BCA yang bisa dipergunakan di Bus Trans Jakarta dan Commuter Line Jabodetabek. 
  3. Membayar secara tunai. Tidak semua mesin menggunakan pembayaran non tunai. Di setiap stasiun MRT tetap ada mesin yang bisa kita gunakan dengan pembayaran non tunai atau cash.
Cara Masuk ke Pintu Stasiun MRT Setelah anda mempunyai tiket, sebelum masuk ke stasiun letakkan atau tempelkan kartu di tempat yang ada gambar kartu. Bila tiket anda valid akan ada bunyi tut sekali. Tunggu sampai pintu gerbang terbuka. Begitu juga saat akan keluar, anda harus menempel kartu itu lagi untuk bisa lewat pintu gerbang. Bila kartu mengalami gangguan silakan hubungi petugas yang bertugas di ruangan kaca dekat penjualan tiket. 

Menurut saya, menggunakan MRT memang nyaman sekali. MRT pun selalu on time dan biasanya ada papan informasi yang petunjuk waktu berapa lama lagi MRT yang kita tuju akan tiba di peron. Jangan lupa budayakan antri setiap mau membeli tiket ataupun antri akan menaiki MRT. 

Di stasiun-stasiun ada penanda khusus untuk tempat antrian dan hampir tak ada yang menyerobot ketika antrian naik MRT atau antrian untuk membeli tiket MRT. Budaya antri dari masyarakat Singapura ini menurut saya patut ditiru dan diancungi jempol. 

Integrasi Transportasi Umum di Singapura

Singapura memang mempunyai sistem transportasi Mass Rapid Transit (MRT) yang maju.Namun, bukan hanya dari segi teknologi transportasi yang modern dan mumpuni itu yang membuat transportasi di negeri kecil itu nyaman. Sistem transportasi umumnya yang terintegrasi dengan perkantoran, perbelanjaan, dan fasilitas publik lainnya yang membuat perjalanan di Singapura lebih terasa menyenangkan. Jalur MRT di Singapura dibuat melintasi kawasan pemukiman, perkantoran, dan akses perbelanjaan. Selain itu, jalur perlintasannya juga terintegrasi langsung dengan jalur-jalur sarana transportasi masal lainnya seperti bus kota, monorel, dan taksi.

Di stasiun woodlands misalnya, begitu keluar dari kereta MRT, penumpang akan langsung diarahkan pada halte bus dan taksi yang letaknya persis bersebelahan dengan stasiun.

Selain itu, pada jalur lain penumpang juga diarahkan pada areal parkir yang cukup luas. Hal ini jelas menggambarkan terkoneksinya MRT dengan sarana transportasi masal lain serta kendaraan pribadi.

Care Map di Stasiun Woodlands yang lucu

Bagi para penumpang MRT perlu memperhatikan adanya beberapa Larangan keras di areal Stasiun MRT dan didalam kereta. Di Singapura terdapat banyak sekali aturan atau larangan, yang bila dilanggar Kita bisa kena denda yang jumlahnya tidak sedikit. 

Beberapa larangan selama kita menggunakan MRT di Singapura: 

  1. Dilarang makan dan minum
  2. Dilarang Merokok 
  3. Dilarang membawa benda atau barang-barang yang mudah terbakar
Pada saat menunggu kereta datang, anda sebaiknya jangan berdiri di depan pintu tetapi berdiri diluar garis warna merah, dan menunggu lah di samping pintu. Dahulukan penumpang yang keluar lewat tengah, baru kemudian anda masuk lewat pinggir. 

Keunggulan MRT Singapura sebagai transportasi umum.

Ada beberapa keunggulan MRT Singapura yang menurut saya bisa menjadi alasan bagi para penjelajah Singapura menggunakan transportasi umum jenis ini :
  1. MRT Singapura memiliki jaringan kereta yang melayani hampir seluruh bagian Singapura. 
  2. Cepat 
  3. Harga tiket relatif murah dan masih terjangkau
  4. Kereta MRT biasanya datang setiap 7 menit sekali dan setiap 1 kilometer terdapat stasiun. Jadi bila penumpang ketinggalan kereta masih ada kereta lainnya yang akan lewat selama masih dalam jam operasional MRT. 
  5. Bersih
  6. Peta MRT yang mudah diperoleh dan gampang saat digunakan 
  7. Perpindahan orang dari satu platform ke platform MRT lain yang berlangsung secara cepat
  8. Tepat waktu
  9. Aman, sepanjang stasiun, kita akan melihat banyaknya CCTV yang memantau perjalanan menggunakan MRT

Tips Naik MRT Singapore.

  1. Lakukan travelling dengan membawa barang sedikit mungkin. 
  2. Bawa koper / Stroller bagi yang bawa baby.
  3. Perhatikan anak-anak dan anggota keluarga, supaya tidak ketinggalan




Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping