Sudah beberapa kali keberangkatan keluarga kami tertunda untuk melakukan rafting atau arung jeram. Banyaknya agenda lain menjadi alasan kami menunda rencana yang sudah kami bahas. Saya dan keluarga senang melakukan edu-traveling sebagai sarana belajar anak-anak dan meningkatkan bounding keluarga.
Kali ini kami memilih rafting sebagai kegiatan bersama yang akan kami lakukan. Rafting di Sungai Binge Kabupaten Langkat ini adalah Rafting perdana bagi kami sekeluarga, sebelumnya kami hanya pernah melakukan tubbing (hanyut mengikuti arus sungai dengan menggunakan ban) di beberapa sungai di Sumatera Utara. Kami mengajak sepupu anak-anak kami untuk ikut serta agar suasana lebih seru, dan kebetulan para keponakan kami ini juga belum pernah melakukan rafting.
Mengenal Rafting dan manfaatnya.
Melakukan Rafting menjadi tantangan yang ingin kami lakukan bersama keluarga. Kamu sudah tau apa itu rafting?
Rafting atau Arung jeram merupakan suatu aktivitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram, dengan menggunakan wahana tertentu. Wahana ini yang membedakannya, ada yang menggunakan pelampung, ban dan ada yang menggunakan perahu karet. Satu perahu biasa diisi 5 sampai dengan 7 orang sudah termasuk river guide.
Sebelum melakukan Rafting saya mencoba mencari berbagai informasi. Informasi utama yang saya cari berhubungan dengan tujuan kami melakukan rafting ini. Kami memiliki dua putra yang beranjak remaja, kami berupaya untuk mengenalkan anak-anak kami pada berbagai kegiatan yang bisa mengeksplorasi minat dan bakat anak-anak. Arung jeram adalah salah satu olah raga yang ingin kami perkenalkan.
Kami menggunakan konsep talents mapping dalam memetakan bakat, minat dan potensi anak-anak. Semakin selaras fitrah dan minat bakat anak-anak, maka akan semakin baik anak memahami dirinya dan berperan dalam lingkungannya. Dalam sebuah sesi penyampaian Abah Rama Royani penemu konsep talents mapping menyampaikan bahwa anak-anak penting mengikuti berbagai kegiatan bukan sebagai sebagai ajang uji coba saja, namun anak memang harus terlibat dalam bentuk tindakan sehingga anak merasakan perasaan ini kegiatan yang asyik, enak untuk dilanjutkan sebelum anak akan sampai pada titik saya tidak mau menggeluti kegiatan ini, saya suka menggeluti kegiatan tersebut dari sisi A, B atau C. Begitu lah konsep talents mapping sebelum anak berusia 16 tahun, anak disarankan mengikuti banyak kegiatan, bertemu banyak orang dan berulang. Pada saat anak mengikuti kegiatan, orang tua lah yang bertugas melakukan observasi dari serangkaian panjang kegiatan anak-anak. Dan hal yang paling utama, anak-anak bertumbuh sesuai fitrah, mereka menjalaninya.
Dalam talents mapping olah raga adalah salah satu dari lima belas kegiatan fisik yang bisa diobservasi pada anak. Rafting ini menjadi salah satu olah raga yang bisa kita observasi, apakah anak-anak senang (enjoy), apakah nanti anak-anak akan melanjutkan ke tahap easy, excellent, atau earn. Karena alasan tersebut sedari awal kami mencoba mencari manfaat rafting yang akan kami lakukan.
Setelah membaca beberapa literasi kami menemukan beberapa manfaat rafting, diantaranya :
|
Klik gambar untuk memperjelas tulisan |
Rafting bersama keluarga.
Bagi orang awam tentu arung jeram ini termasuk olah raga ekstrim yang harus dipastikan keamanannya. Melakukan rafting bersama keluarga berarti harus mempersiapkan diri dan anak-anak. Sesekali saya dan suami berujar, "Kita harus jadi contoh ni, ntar anak keder kalau ortunya aja lebih banyak takutnya dari pada berusaha belajar dan berani mencoba, selebihnya ya tawakal pada Allah".
Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari Om Joni Kurniawan dan tim Explore Sumatera, anggota keluarga yang diperkenankan ikut serta berusia 7 tahun sampai dengan 60 tahun dengan kondisi kesehatan yang baik. Kami semua sudah memenuhi syarat awal bisa ikut rafting.
Informasi tentang rafting ini kami sampaikan kepada anak-anak dan keponakan yang ikut, kami menjelaskan tentang Explore Sumatera. Kita bisa mengakses informasi apa dan bagaimana kegiatan rafting yang sudah didampingi oleh tim river guide-nya Explore Sumatera.
|
Foto dari IG Explore Sumatera |
Kami berangkat dari Medan pada pukul 17.15 WIB, kami sarankan berangkatlah lebih cepat, kami berangkat pada jam tersebut karena kami baru selesai melakukan kegiatan lain, bahkan suami saya baru selesai melakukan operasi di salah satu rumah sakit di Lubuk Pakam, saya pikir ini saat yang tepat untuk suami melakukan relaksasi yang seru. Walau berpotensi melelahkan tapi harapan saya kegiatan ini seru dan mungkin akan membawa kami melakukannya lagi.
Perjalanan dari Medan menuju Sei Binge kami tempuh hampir dua jam. Sebelum berangkat kami sudah melakukan reservasi, hanya kami diberi kebebasan merubah paket kunjungan yang kami pesan jika kami menginginkannya. Setelah sampai, kami memesan tenda untuk camping lengkap dengan paket makan malam dan sarapan pagi. Saya hanya membawa aneka makanan ringan yang bisa kami makan untuk menemani kami menghabiskan malam.
Ada beberapa paket pilihan untuk menginap di Explore Sumatera. Pilihannya adalah camping di tenda, glamping atau pun di rumah pondok (dormitory). Walaupun ada fasilitas glamping atau rumah pondok, anak-anak meminta tenda sebagai tempat mereka berteduh. Saya dan suami saling tatap, berarti kita berdua harus tidur di tenda juga, kami ingat misi menjadi contoh bagi anak-anak, walau sebenarnya tentu suami yang sudah seharian berkegiatan lebih nyaman tidur dengan pilihan selain tenda, jadi ya dinikmati saja.
Setelah berbenah, makan malam, kami ngobrol dengan Om Joni sejenak. Saat itu juga ada dan Om Agus, salah satu dosen fakultas kehutanan di universitas negeri yang ada di Sumatera Utara yang juga kebetulan sedang menginap dan memilih menepi ke Explore Sumatera untuk menulis.
Anak-anak senang saat ditawari Om Joni membuat api unggun, suasana pasti semakin seru. Om Joni lalu memanggil Om Roni untuk membantu kami, saat anak-anak menyaksikan Om Roni menyusun kayu dan menyalakan api, tangan mereka sudah dengan tahu yang akan dibakar, karena kami tidak membawa jagung atau ikan untuk dibakar. Tak ada jagung tahu pun jadi.
Kalau dalam salah satu camping yang kami lakukan bersama teman-teman dahulu, anak-anak dengan sabar mengamati Om Zulfi menggesekkan ranting dengan ranting untuk membuat api secara tradisional, kali ini Om Roni memilih bantuan bensin untuk mempermudah api menyala. Selain memang pasti lebih cepat, bensin membantu kami menyalakan api karena kayu yang kami gunakan sedikit basah terkena air hujan yang jatuh menjelang malam disaat kami tiba.
Kami senang sekali, anak-anak menikmati alam, bisa bercanda dan bercerita tentang berbagai hal. Malam terus bergulir, suara anak-anak masih bisa kami dengar sesekali dari balik tenda sebelum akhirnya senyap, hanya saya yang masih terjaga sambil beberapa kali memeriksa tenda anak-anak dari tenda kami.
Rafting Aman.
Melakukan rafting dengan aman adalah upaya yang kami lakukan. Tentu saja kami memilih menggunakan tim river guide yang sudah memiliki lisensi, dan karena itu kami memilih Explore Sumatera.
Explore Sumatera adalah lokasi wisata dengan konsep petualangan yang terletak di Jalan Perkebunan, Desa Durian Lingga, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumut. Sebagai salah satu destinasi wisata alam, Explore Sumatera telah memiliki sertifikat CHSE yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan) and Environmental Sustainability (kelestarian lingkungan) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). "Bahkan ini menjadi satu-satunya di Sumatera Utara (Sumut)", tutur Om Joni Kurniawan pemilik Explore Sumatera.
Dimasa pandemi ini Explore Sumatera telah menerapkan protokol kesehatan yang baik. Saat sampai, silahkan membuka aplikasi peduli lindungi dari gadjet kita dan kita bisa melakukan scan barcode yang terdapat dibagian depan Explore Sumatera. Pengunjung yang datang juga bisa mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer yang disediakan untuk tetap menjaga kebersihan tangan.
Explore Sumatera menyediakan kegiatan rafting aman dan seru. Selain itu ada juga games outbound untuk para tamu. Kegiatan ini harus dipesan terlebih dahulu ya teman-teman, selain memiliki konsep petualangan, pengunjung bisa mengikuti beberapa kegiatan edukasi berbasis alam.
Setelah sarapan pagi bersama, kami kembali mengobrol dengan Om Joni tentang persiapan teknis yang akan kami lakukan sebelum melakukan arung jeram. Selain pemilik Explore Sumatera, Om Joni juga merupakan salah satu pengurus di Federasi Arung Jeram, Om Joni menceritakan bahwa Tim Sumut Youth Men (U19) baru saja pulang dari Kejurnas Arung Jeram R4 yang dilaksanakan di Lampung, dan tim Sumut ini membawa pulang 3 Emas dan 1 Perunggu, keren ya.
Kembali pada persiapan rafting yang kami lakukan. Kami akan berangkat melakukan arung jeram pada pukul 10.00 WIB karena di jam tersebut matahari belum terlalu tinggi. Setelah selesai makan, ngobrol, dan melakukan olahraga ringan, anak-anak masih bisa bermain secara mandiri. Petak umpet, dan memanfaatkan aral rintang yang ada di Explore Sumatera menjadi pilihan anak-anak.
Tepat pada jam yang telah diinformasikan kepada kami, tim river guide Explore Sumatera dengan sigap mengeluarkan perlengkapan yang akan kami pakai, lalu mereka mengajak kami berkumpul dan menjelaskan apa saja perlengkapan yang harus kami gunakan. Lalu kami berdoa bersama sebelum naik ke mobil pick up. Anak-anak seru sekali naik pick up, dan semakin bahagia saat disapa oleh masyarakat di sepanjang perjalanan menuju sungai, serasa pahlawan yang akan bertempur di medan juang, begitulah perasaan anak-anak.
Hati-hati ya nak ku, permisi ya, demikian silih berganti masyarakat menyapa kami dan anak-anak pun ikut menyapa orang yang kami lewati dengan hal yang sama. Indah dan haru rasanya. Oh apakah drama sudah mulai terjadi sebelum arung jeram, mungkin juga..hahaha..
Perlengkapan Rafting
Sesampainya kami di tepi sungai, kami dikumpulkan oleh Bang Putra selaku leader river guide kami, kami berkumpul untuk mendengarkan penjelasan mengenai perlengkapan rafting yang kami kenakan dan beberapa hal yang harus kami ketahui saat rafting.
Perlengkapan rafting yang wajib kami kenakan adalah rompi pelampung, dayung, dan helm. Kami harus menggunakan rompi pelampung dengan benar, tidak boleh longgar, satu persatu rompi yang kami kenakan dicek langsung oleh bang Putra. Setelah rompi, helm yang kami gunakan juga diperiksa. Tali helm tidak boleh lebih dari 2 jari longgar nya dari dagu, jika lebih dari dua jari, helm tersebut bisa terlepas dari kepala dan itu sangat berbahaya.
Dayung yang diberikan kepada masing-masing peserta
rafting harus dibawa sendiri, ndak boleh manja minta dibawakan ya, saya pikir itulah mengapa usia peserta
rafting yang diberlakukan oleh
Explore Sumatera minimal berusia 7 tahun, selain sudah memahami instruksi
river guide, anak usia 7 tahun diharapkan mampu membawa perlengkapan secara mandiri.
Apakah perlu membawa handphone yang dimasukkan kedalam tas plastik sebagai pengaman?. Berdasarkan pengalaman kami
rafting bersama
Explore Sumatera, itu tergantung pada medan
rafting (sungai) karena tantangan medan yang akan kita lalui berbeda di satu sungai, lalu tergantung juga pada keikhlasan pemilik handphone karena handphone bisa saja terbentur dan terpental saat mengarungi jeram dan tentu saja jenis handphone yang digunakan. Suami saya malah ingin membeli kamera
go pro agar bisa mengabadikan moment seru saat
rafting.
Lalu bagaimana mau mendokumentasikan kegiatan
rafting yang kita ikuti?, jangan khawatir,
Explore Sumatera sudah menyiapkan kameramen handal yang akan mengabadikan
rafting yang kita lakukan.
Salah satu alasan kami memilih
Explore Sumatera adalah sisi keamanan yang dijelaskan kepada kami. Perahu yang dimiliki oleh
Explore Sumatera biasanya berumur 1 tahun sebelum diganti dengan yang baru. Pada saat
rafting, selain ditemani oleh
river guide yang berada dalam masing-masing perahu, kami juga ditemani oleh 1 perahu rescue atau penyelamat yang berada di depan kami, jika terjadi hanyut maka perahu inilah yang bertugas menyelamatkan. Dan sebagai informasi, juru foto handal berada di perahu ini loh. Tim
Explore Sumatera membawa 1 dry bag berisikan kamera dan peralatan penyelamatan lainnya di tas ini. Nah kita boleh kok menitipkan handphone milik kita di tas ini. Jadi saat berhenti di salah satu titik untuk beristirahat, kita tetap bisa mengabadikan foto dengan handphone kita sendiri.
Beberapa hal yang harus diketahui saat rafting.
Selain memeriksa perlengkapan yang kami gunakan, Bang Putra menjelaskan beberapa istilah yang kami gunakan saat melakukan rafting.
Skipper, yakni orang yang memberi instruksi sekaligus sebagai pendamping selama rafting. Dia ini adalah yang memandu para rafter, kapan harus mendayung lebih cepat, kapan harus berbelok, atau kapan harus berhenti mendayung. Skipper biasanya harus paham betul teknik rafting dan paham prinsip first aid. Pada rafting yang kami jalani kali ini, kami memiliki 3 skipper yakni Bang Putra dan Bang Febri di masing-masing perahu bersama rafter dan juga Bang Roni di perahu rescue.
Istilah saat mengayuh. Sebelum memulai arung jeram, Bang Putra mengajarkan bagaimana mengayuh dan beberapa aba-aba. Bang Putra menyampaikan tentang mengayuh “Maju” dan “Mundur”. Instruksi “Maju” yaitu dayung dikayuh ke arah dalam untuk membuat perahu maju. Sebaliknya dari arah dalam ke luar akan membuat perahu mundur dan diinstruksikan dengan aba-aba “Mundur”. Kami juga diajarkan bagaimana mengikuti instruksi mengayuh “Kanan” dan “Kiri”. Hal ini untuk menunjuk ke orang yang bertugas mengayuh khususnya orang yang duduk dibagian depan perahu. Jadi, instruksi yang biasa diucapkan berupa “Kanan Maju, Kiri Mundur” atau “Kanan Mundur, Kiri Maju”. Kedua instruksi ini untuk membantu pemandu dalam membelokkan perahu ke kanan atau ke kiri. Jadi misalnya “Kanan Maju, Kiri Mundur”, maka orang yang duduk di sebelah kanan segera mengayuh maju dayungnya, sementara orang yang duduk di kiri serentak mengayuh dayung mundur. Sebaliknya, instruksi “Kanan Mundur, Kiri Maju” maka orang yang duduk di kiri mengayuh dayung maju dan orang yang di sebelah kanan mendayung ke arah mundur. Selain itu, terdapat pula aba-aba “Stop”. Saat mendengar instruksi ini, maka kami harus mengangkat dayung atau berhenti mengayuh dayung.
Ada pula instruksi “Pindah Kanan” dan “Pindah Kiri”. Bila terdengar “Pindah Kanan”, maka orang di sebelah kiri segera pindah ke sisi kanan perahu, sementara orang di sebelah kanan tetap di posisinya. Begitu sebaliknya, jika terdengar instruksi “Pindah Kiri”. Lalu ada instruksi “Boom”, saat mendengar instruksi ini dimaksudkan untuk menghindari jeram. Seluruh rafter segera mengangkat dayung dan badan merunduk ke dalam perahu, serta berpegangan pada perahu. Hal ini agar menjaga keseimbangan badan agar tidak terlempar ke sungai.
Kami pun diajarkan bagiamana sikap diri jika terlempar dari perahu. Saat terjatuh, kami diminta untuk tetap tenang dan tidak panik, namun jujur jika ditanya tentu saja terbayang malah paniknya. Kami diingatkan cara berenang saat jatuh di sungai yang arsunya deras berbeda dengan berenang di kolam renang.
Kami diminta mengarahkan tubuh menghadap ke atas atau tubuh menjadi terlentang, seperti sedang berbaring di atas air. Lalu arahkan tubuh sesuai arus sungai, jangan melawan arus atau membelakangi arus. Angkat kaki tinggi dan menghadap ke depan atau ke arah hilir sungai. Hal ini agar kita mengetahui jika ada batu di depan Anda dan bisa menahannya dengan kaki. Jika terlempar cukup jauh, tim rescue akan melempar tali. Kami harus menyambar tali tersebut lalu tim rescue akan menarik menuju perahu.
Apabila perahu terbalik. Kadang saat arus deras bisa saja perahu terbalik. Suasana yang seketika gelap kadang membuat rafter panik. Jika hal ini terjadi, kami diminta tetap tenang. Walau perahu terbalik, Bang Putra menyampaikan di perahu terdapat celah udara. Kami diminta keluar dari balik perahu dengan cara menyelam atau tetap di dalam perahu karena disana pun tetap aman. Hanya saja sebaiknya berusaha keluar agar tidak terkena batu.
Tapi jangan malah khawatir berlebihan karena rafting itu seru..lihatlah wajah kami para rafter yang menikmati sekali mengarungi jeram, biarlah Bang Putra dan Bang Febri yang sibuk menahkodai perahu kami.
|
Kami dan tim Explore Sumatera |
Serunya melompat dari tebing.
Saat berada di arus yang tenang kami diberi kesempatan untuk melompat dari tebing. Deg-deg ser juga mencoba melompat dari tebing, sepertinya gampang sih, tetapi saat mencoba wow rasanya..
Sepertinya rafting ini buat nagih..
Sumber bacaan :
Buku Talents Mapping, Abah Rama Royani
https://suarapakar.com/explore-sumatera-satu-satunya-pariwisata-di-sumut-yang-kantongi-sertifikat-chse/
Usia berapa minimal diperbolehkan mengikuti rafting kayak gini dari explore sumatera kak?
BalasHapusBiaya per pax berapa kak? Ada diskon tidak buat komunitas atau rombongan?
Minimal usia 7 tahun sudah bisa ikut rafting, harga per org 285rb, untuk komunitas silahkan hub picnya..klik aja explore sumatera dia tulisan ini ya, terhubung langsung ke IG
HapusSaya suka aktivitas rafting kak. Tapi belum pernah ke Sei Bingei. Udah beberapa kali bersama suami ke Ancol Arung Jeram di daerah Sergai. Ada rencana juga mengajak anak. Tapi minimal tunggu mereka SMP lah, hehe... Jadi pengen glamping di Sei Bingei juga nih ama anak-anak.
BalasHapusminimal usia 7 tahun sudah bisa tuh diajak rafting
Hapusdari dulu sebelum menikah sampai sekarang belum pernah merasakan bagaimana serunya rafting ini mba. aku lihat dokumentasi dan baca artikelnya jadi pengen. tapi sepertinya nanti waktu ana-anak sudah besar ya mba. nice info
BalasHapusyukk..seru..
HapusAh kalk elva seru sekali..
BalasHapusJadi teringat pada almarhum ayah ku.
Kami pernah nginap di bawah kaki gunung Leuser saat kami masih kecil.
Dari tadi baca, penasaran angka berapa sih kak paketnya
. Bisikin donk
285rb per org, untuk lebih jelas bisa klik explore sumateranya, ntar keluar ignya, bisa lihat dan baca lebih lengkap tentang explore sumatera
HapusNgebayangin Rafting ini bisa self healing menghilangkan rasa stress yang pengen dikeluarin. Teriak juga enggak apa-apa ya kan saking serunya.
BalasHapusBoleh teriak kok, gpp..
HapusSeru banget ya, kak.... Bisa rafting. Jadi teringat di Tangkahan yang bisa main rafting juga deh.
BalasHapusKami juga punya pengalaman di Tangkahan om, seru juga..😁
HapusYang belum pernah ke Natuna ni..😄