Pahami pasangan mu, maka kau akan dipahami
Pertemuan ke dua dari Training intermediate "A home team" bersama Pak Dodik Mariyanto membahas bagaimana setiap pasangan diupayakan memahami pasangan terlebih dahulu sebelum diri dipahami oleh pasangannya. Kalau Saya sih iyes, ga tau kalau Mas Anang..hehehe
Kita bisa mengendalikan apa yang akan kita pikirkan dan kita lakukan, namun belum tentu bisa mengendalikan apa yang dilakukan oleh orang lain, apa yang menjadi respon orang lain.
Setelah mendengarkan pemaparan materi ini, saya mencoba membuat diskusi terpisah baik dengan suami, anak pertama dan kedua. Kami mencoba ngobrol santai. Saya coba mengajak mereka berdiskusi dan mencatat apa yang mereka jawab.
Saat membaca jawaban dan menuliskannya dalam kertas terasa haru, dan memang seperti yang digambarkan oleh Pak Dodik, bisa jadi pasangan baru menyadari oh hal ini yang pasangan saya tidak suka, yang begini malah suka,
Saya bahkan tertarik membuat desain khusus template yang bisa saya gunakan sewaktu-waktu saat menjadi fasilitator kegiatan mengenal pasangan satu sama lain. Hal itu yang saya pikirkan.
Sampai disini saya menuliskan apa yang saya alami dan akan melaporkan sebagai refleksi pemahaman saya. Namun, ntah mengapa saya menyadari seperti ada yang salah.
Kurang dari 1 jam pemberian materi oleh Pak Dodik, saya putar ulang materi pekan ke-2, dan blas memang tidak tepat apa yang saya lakukan pada keluarga. Diskusi bisa saja terpisah namun tetap harus dituliskan, digambarkan di flipchart, bukan disampaikan secara verbal, lalu setelah diskusi baru dituliskan. Hal ini tidak menggambarkan apa yang dipelajari pada pekan lalu.
Saya menyadari keterlambatan ini, namun saya pikir tidak apa. Mundur dulu dan perbaiki kemudian.
bersambung.....
Komentar
Posting Komentar