Belajar Manajemen Finansial dari Buku Kakeibo
Kali ini saya mau berbagi pengalaman belajar manajemen keuangan melalui buku Kakeibo. Buku yang ditulis oleh AE Zen dicetak pertama sekali pada sekitar tahun 1950an. Kakeibo ini salah satu metkde manajemen diri yang ditemukan oleh seorang perempuan Jepang, ah senang sekali jika melihat perempuan produktif dan bisa keluar dari masalah yang dihadapinya bahkan solusi yang ditemukannya juga bermanfaat untuk orang lain.
Yuk baca review buku Kakeibo dari saya ya..
Kakeibo dalam bahasa Jepang berarti buku rekening rumah tangga. Kakeibo merupakan sebuah metode pengelolaan finansial yang ditemukan oleh Hani Makoto, seorang jurnalis wanita di Jepang. Kakeibo ditemukan pada tahun 1908 dan dipublikasikan dalam sebuah majalah wanita (yang dikhususkan untuk ibu rumah tangga) berjudul “Fujin No Tomo”. Orang yang berjasa menyebarkan metode ini ke seluruh dunia adalah Hillary J. Maxson. Pada disertasinya di Universitas Oregon, ia membahas mengenai Kakeibo, konsumerisme wanita, dan keadaan di dapur warga Jepang setelah perang.
Tidak hanya metode Kakeibo dan bagaimana cara implementasinya yang dibahas di dalam buku ini, buku ini juga berisi kebiasaan dalam pengelolaan uang, gaya hidup, serta banyak tips seputar finansial. Tidak dapat dipungkiri pengelolaan keuangan berkaitan erat dengan psikologi dan kebiasaan pribadi seseorang.
Minimalisme yang merupakan suatu konsep kesederhanaan dalam gaya hidup juga disinggung dalam buku ini, pada intinya Kakeibo meliputi perencanaan, gaya hidup dan penentuan skala prioritas dalam keuangan.
Sebelum kita mengadaptasi metode Kakeibo, ada 4 (empat) pertanyaan dasar yang perlu kita jawab.
Berapa banyak uang yang tersedia?
Berapa banyak yang ingin disimpan?
Berapa banyak uang yang dibelanjakan?
Bagaimana cara memperbaiki agar lebih baik lagi?
Mengapa keempat hal di atas penting dan harus kuta jawab?, karena dengan memetakan empat hal mendasar tersebut kita akan menggunakannya sebagai kunci sukses membuat perencanaan keuangan dengan metode Kakeibo.
Dalam melakukan Kakeibo, gaji atau penghasilan yang kita dapatkan di awal atau akhir bulan tidak langsung dihamburkan melainkan langsung dipilah berdasarkan pos-pos pengeluaran. Secara garis besar, pos-pos pengeluaran terbagi atas 4 (empat) jenis kebutuhan yaitu survival, optional, culture, dan extra.
- Survival adalah kebutuhan pokok yang meliputi makanan, transportasi, dan obat-obatan.
- Optional adalah kebutuhan sekunder yang meliputi makanan di restoran, snacks, belanja dan lain sebagainya.
- Culture adalah kebutuhan untuk menambah wawasan meliputi buku, film, majalah dan lainnya.
- Extra adalah pengeluaran tambahan semisal kado untuk ulang tahun atau pernikahan teman, biaya perbaikan rumah atau alat-alat yang rusak, servis kendaraan dan lainnya.
Beberapa poin penting dalam buku Kakeibo :
Pembuatan rencana keuangan dengan menjawab 4 (empat) pertanyaan dasar, menghitung pengeluaran wajib setiap bulan, melakukan penghematan dan menentukan skala prioritas.
Pentingnya untuk mencatat/mendata segala jenis pemasukan (income) dan pengeluaran (expense) secara detail.
Penghasilan atau gaji yang didapatkan langsung dipilah berdasarkan pos pengeluaran dan menyisihkan untuk tabungan atau investasi.
Melakukan pemisahan rekening/dompet digital untuk tabungan, investasi dan pengeluaran.
Bijak dalam menentukan gaya hidup sesuai dengan budget yang dimiliki, dapat menentukan skala prioritas membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Melakukan evaluasi
Pada masa kini pengelolaan keuangan yang bijak sangat dibutuhkan karena berpengaruh pada finansial kita di masa depan. Kemudahan akses pembayaran, cicilan, dan dana pinjaman menjadi hal yang lumrah namun dapat mengakibatkan manajemen keuangan menjadi tidak sehat apalagi jika tidak diimbangi dengan peningkatan penghasilan. Hutang yang menumpuk disertai dengan ketidakwaspadaan akan keamanan keuangan dalam menghadapi kondisi darurat dapat menjadi bahaya yang fatal. Maka dari itu, Kakeibo dapat menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin mengatur keuangannya dengan baik dengan menjalani hidup yang sederhana serta meninggalkan budaya hedonisme.
Kakeibo tidak hanya mengubah persepsi kita tentang uang, tetapi juga berupaya mendidik pribadi kita menjadi lebih disiplin dan sabar. Saat kita mau berbelanja kita akan melatih diro agar hemat, telaten dan teliti sebelum berbelanja. Dan hal ini latihan yang tepat untuk saya.
Saya teringat pada peran saya sebagai orang yang mengatur keuangan sebuah perusahaan, perencanaan, realisasi anggaran dan pelaporannya menjadi tugas yang kami lakukan setiap hari, minggu, bulan dan tahunan. Semua sudah ada standartnya keuangannya. Kami bekerja berdasarkan hal tersebut.
Namun, untuk urusan pribadi dan rumah tangga, saat itu terkadang saya melonggarkan aturan tersebut, ada perasaan ah kapan lagi menikmati uang yang saya miliki, baik uang yang saya hasilkan sendiri atau uang dari suami sebagai dana yang harus saya kelola. Tentu hal itu tidak tepat, tapi tetkadang begitu kalau saya lagi kumat malas dan jenuhnya..hahahaha..
Untuk mengatasinya beberapa cara yang dilakukan pada buku Kakeibo ini memang tetap saya terapkan, mencatat pemasukan, membagi-bagi pengeluaran, menggunakan dompet-dompet untuk memudahkan saya yang kadang terjebak dalam rasa bosan melakukan hal printilan dalam mengelola uang.
Lalu otak saya pun berjalan, bagaimana caranya agar lebih bahagia dengan metode Kakeibo?
Saya pun mempraktekkan beberapa hal yang membahagiakan saya seperti mindfulness dengan uang saya.
Yuk memetakan..saya suka melakukan pemetaan.
Saya membuat peta kebahagian uang saya, saya mulai menimbang-nimbang sebelum membeli, tidak impulsif.
Hal ini untuk mengganti monotonnya hidup saya dengan catatan pemasukan dan pengeluaran. Saya menggesernya kepada pemetaan anggaran. Dan itu lebih menarik bagi saya dan tetap sejalan dengan metode Kakeibo.
Bedanya bagaimana??
Kalau umumnya dicatat pakai tabel, kalau saya langsung masuk ke pembagian anggaran, dan prioritasnya yang mana yang mau saya jalani. Misal ni anggaran sudah saya bagi terlebih dahulu di awal, lalu saya akan fokus tidak keluar dari batas anggaran, saya memiliki dompet-dompet sebagai kontrolnya.
Jadi saya tidak memaksa diri mencatat detail sebagaimana tim keuangan perusahaan beraksi. Sebagai gantinya saya akan fokus dan disiplin dengan pembagian anggaran yang sudah dibuat.
Saya merasakan manfaatnya dari sisi kegunaan metode ini dari sisi waktu, pemikiran dan energy.
Buku ini juga mengingatkan pentingnya refreshing dalam penggunaan anggaran. Kita juga boleh menghabiskan dana untuk mengapresiasi diri setelah melakukan pembelanjaan secara cermat.
Dalam buku ini terdapat saving challenge. Mengikuti hal-hal seperti ini membuat mata saya berbinar. Kalau dibuku ini saving challengenya menabung Rp 15 juta falam 52 minggu.
Ah ini yang paling saya senangi, saya akan mengubah challengenya sesuai kemampuan saya, saya membuat challenge untuk diri saya sendiri. Dan senangnya saat mencapai target.
Buku ini layak untuk dibaca dan diterapkan, menarik quote yang tertulis dibagian cover Kakeibo :
“Uang tidak membuatmu bebas secara finansial; hanya Anda yang bisa membuat diri Anda bebas secara finansial” (Suze Orman)
Komentar
Posting Komentar