PEMILU AMAN DITENGAH PANDEMI
Salah satu hak dasar manusia adalah hak untuk bebas berekspresi dan mengeluarkan pendapat. Bentuk penyalurannya antara lain dengan melakukan PEMILU. Namun menyelenggarakan PEMILU ditengah pandemi saya pikir sesuatu hal yang aman untuk dilakukan. Saat ini, di Indonesia terdapat 300.000 lebih yang dinyatakan positif Covid-19. Saya membayangkan tentu sangat sulit jika PEMILU dilaksanakan seperti biasanya. Masa pendaftaran, kampanye dan pelaksanaan PEMILU bisa menjadi kluster baru yang akan menambah jumlah positif Covid-19. Dan pada bulan Desember nanti sebagaian besar daerah di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak, tentunya hal ini menjadi ancaman besar terjadinya kluster baru Covid-19 di Indonesia.
Namun tidak halnya dengan kami di Hexagon City. Hexagon City kota virtual. Kota ini adalah kota yang di disain khusus bagi Hexagonia, yakni member Ibu Profesional yang mengambil kelas Bunda Produktif.
Semua aktivitas di Hexagon City berbentuk gamifikasi yang dibuat oleh Bund Septi Peni Wulandani dan Tim Formula Bunda Produktif. Gamifikasi ini dibuat sedemikian rupa membentuk sebuah kota yang didalamnya terdapat struktur kota yang terdiri dari sekitar 945 orang Hexagonia yang terbagi didalam 95 co-housing, beberapa cluster dan akan membentuk 1 Hexagon City.
Saat diinformasikan bahwa akan dilaksanakan PEMILU untuk memilih walikota Hexagon City, saya berfikir bagaimana caranya ya. Kami para Hexagonia terpisah bukan saja kota dan provinsi, namun juga negara.
Ternyata Bunda Septi dan tim Formula bergerak cepat menyiapkan PEMILU yang aman dan nyaman untuk kami. Sedari awal pencalonan bisa dilakukan melalui 2 jalur. Jalur pertama yakni jalur pencalonan berjenjang dari Co-Housing, naik ke cluster lalu ke tingkat kota. Jalur kedua adalah pencalonan Independen, setiap Hexagonia bisa mencalonkan diri dengan mengisi form registrasi yang dibuat oleh tim formula yang bertugas sebagai KPU.
Berdasarkan pendaftaran, terdapat 5 kandidat yang maju dari jalur pertama, dan 1 kandidat dari jalur kedua. Saya adalah kandidat yang maju dari jalur kedua. Saya mencalonkan diri secara langsung dengan mengisi form registrasi tersebut.
Menjadi kandidat dengan posisi underdog tentu sudah saya pertimbangkan, namun yang terpenting saya ingin belajar dengan proses pemilu yang dilaksanakan di Hexagon City ini. Saya pun membentuk tim kampanye yang saya sebut dengan tim Kesayangan. Saya sangat mengapresiasi bantuan teman-teman dalam proses pencalonan yang saya lakukan.
Saya membuat visi misi dengan Produktif dari rumah untuk dunia. Maka saya memulai semua prosesnya dengan teman-teman terdekat saya. kami memang berjuang bersama untuk menjalani proses baik dari merencanakan kampanye, melaksanakan sampai menerima hasilnya.
Menjadi kandidat dan bergerak bersama tim kampanye di Hexagon City ini sangat unik. Kami setiap kandidat diminta untuk fokus dengan kekuatan dan visi misi masing-masing. Tidak ada menyerang lawan secara personal. Saat debat kandidat kami diminta fokus mengembangkan wacana berfikir dan berkomunikasi. Namun tetap beradu argumentasi, tidak ada yang sakit hati. Bahkan setelah pemilihan kami menjadi satu tim menjadi city leader bagi Hexagon City.
Jika dilihat dari pemaparan visi misi dan dalam setiap debat bahkan kunjungan ke HIMA Regional, setiap kandidat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Semua fokus pada apa yang akan ditawarkan sebagai calon pemimpin kota. Tim kampanye pun membantu dengan membuat jargon, media kampanye yang menarik dan sekali lagi fokus pada potensi masing-masing kandidat yang didukung.
PEMILU kali ini diikuti oleh 870 Hexagonia dari 945 pemilih yang terdaftar. Ada 6 suara yang tidak sah dan 17 tidak terverifikasi karena kesalahan memasukkan data. PEMILU ini diikuti sekitar 91,1% pemilih, angka yang cukup besar untuk keterlibatan pemilih.
Syarat untuk menjadi pemilih di Hexagon City adalah terdaftar sebagai Hexagonia dengan memasukkan nomor id card saat ingin melakukan pemilihan.
Ada beberapa pelajaran yang bisa dijadikan pelajaran dalam penyelanggaraan PEMILU yang aman dan nyaman :
- Di Era digital semua hal sebenarnya menjadi lebih mudah, asalnya semua stakeholder PEMILU berupaya dan memiliki tekad yang sama yakni kemanan dan kenyaman serta penyelenggaraan PEMILU yang kredibilitasnya tinggi, salah satu cara mewujudkannya dalah dengan menggunakan sistem PEMILU secara digital.
- Jika dahulu ada istilah LUBERJURDIL dalam pelaksanaan PEMILU maka PEMILU secara digital bisa dilakukan tanpa mengurangi penerapan LUBERJURDIL tersebut.
- dari segi pembiayaan, PEMILU yang dilakukan dengan sistem digital bisa menghemat banyak dana PEMILU. Ongkos politik seharusnya bisa ditekan sehingga mengurangi terjadinya KKN.
- Pemilu yang aman dan nyaman bisa dilakukan dari setiap rumah-rumah dari Sabang sampai Merauke.
Tapi apakah PEMILU seperti itu mau dilaksanakan??, Wallahi'alam.
Komentar
Posting Komentar