Things left behind

Things left behind : Hal-hal yang kita pelajari dari Mereka yang telah tiada.

Pagi itu adalah salah satu pagi di penghujung tahun 2023, aku membuka sosial media untuk memeriksa informasi apa yang mungkin ku dapatkan.

Postingan salah satu teman muncul di linimasa, cukup menarik hati. Ada dua hal yang menarik perhatian ku kala itu, yang pertama cara teman ku membacakan cerita dari salah satu kisah di buku yang berada digenggamannya dan hal menarik lainnya tentu saja isi bukunya.

Buku yang dibacakan teman ku merupakan perjalanan hidup Kim Sae Byoul salah satu penulis buku yang berprofesi sebagai CEO perusahaan yang mengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal di Korea Selatan. Ternyata di sana ada perusahaan yang khusus menangani masalah itu, aku baru mengetahui, ntah apakah perusahaan seperti itu juga ada di Indonesia sampai saat ini aku belum mencari tahu. Buku yang dicetak pada tahun 2021 ini, berisi cerita opini dari sudut pandang si pengurus yang kini menjadi CEO social enterprise dengan bidang yang amat unik ini. Ada banyak kematian yang diangkat; masing-masing memiliki kisah dan pelajaran sendiri. Mengherankan. Betapa manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing.

Barang-barang yang dibereskan Sae-Byoul bukan lah barang dari orang yang meninggal secara wajar. Umumnya dia membereskan barang peninggalan dari korban pembunuhan, kebakaran, bunuh diri atau mayat yang baru ditemukan meninggal dunia setelah beberapa lama tidak diketahui kabarnya bahkan sudah membusuk.

Mulanya aku menduga buku ini akan bercerita tentang hal-hal mistis atau menyeramkan, tangan ku sibuk membuka lembaran halaman buku dan membaca prolog, lalu Aku segera memeriksa daftar isi buku.

Genre buku ini tidak biasa ku baca. Aku sempat berpikir bacaan ini kurang cocok untuk ku  karena kurang menghangatkan hati. Aku menyukai bacaan yang akan menggelorakan semangat dan optimisme, menyadarkan ku pada potensi dan sebagainya. Tapi dari pemaparan cerita teman ku sebelumnya sepertinya buku ini layak untuk dibaca, kenapa?, karena katanyanya ada jejak kehidupan yang bisa kita ambil dari buku ini.

Ahhh ada jejak segala..

Apaan yah?, bayangan kembali ke hal-hal mistis. Apa Sae-Byoul sering diikuti makhluk halus dan menuliskan kisahnya?, rasa penasaran ini harus dituntaskan!

Ahhh..akhirnya aku selesai membaca buku ini..

Ok.. perasaan ku baik-baik saja!

..........................................................

"Sae - Byoul, Cheol-su sudah meninggal. Sejak kecil kamu sudah seperti saudara kandung bagi Cheol-su. Kamu harus mengetahui kabar ini." 

Hari itu, Sae - Byoul mendapat kabar tentang kematian temannya yang paling akrab dengannya.

Sesudah menutup telepon, Sae - Byoul tidak ingat lagi bagaimana dia bisa sampai ke tempat pemakaman. Ketika sadar, dia sudah di sana dan sedang menangis sambil memeluk ibunda Cheol-su.

Saat itu, usia Cheol-su baru dua puluh tiga tahun. Impian terbesarnya adalah membeli sebuah sepeda motor. Dia berhasil membelinya dengan gaji pertama yang didapatkannya. Dalam perjalanan mengenderai sepeda motor itu, dia ditabrak oleh mobil yang melanggar lampu merah, dan dia meninggal. Belum sampai satu minggu dia menikmati kegembiraan memperoleh apa yang diimpikannya.

Membaca buku ini memunculkan pertanyaan dalam diri apakah jika Aku yang mengalami kejadian-kejadian ala Sae - Byoul, apa yang akan Aku lakukan saat itu?

Pada kisah lainnya..

Kabarnya jenazah korban baru ditemukan satu bulan setelah kejadian, di bawah sebuah lift. Menurut cerita korban pulang dalam kondisi mabuk dan tidak sengaja bersandar pada dinding lift lalu terjatuh. Bau busuk dalam lift sangat susah dihilangkan, namun ternyata menurut Sae - Byoul, lebih susah menghilangkan kenangan pahit menyaksikan seorang ibu memeluk tubuh anaknya sambil menangis pilu setelah ia mendengar kabar tentang kematian yang tragis itu. 

Bagaimana jika ibu itu adalah saya?

Kali ini jejak dari kisah lainnya.

Pada suatu kesempatan membersihkan barang-barang peninggalan korban bunuh diri, di sebuah kamar kecil, Sae - Byoul tak hentinya bertanya dalam hati, sebenarnya apa alasan pemuda cerdas berbakat ini sampai mengakhiri hidupnya?.

Hari itu Sae - Byoul membuka sebuah loose leaf yang terselip diantara buku-buku. Di dalamnya ada tulisan seperti puisi atau lirik lagu di setiap halamannya. Ada tulisan tentang perpisahan yang menyedihkan, ada juga tentang cinta yang manis, lalu tulisan tentang pemberontakan pada dunia. Akhirnya Sae - Byoul menyimpulkan semua itu adalah lirik lagu anak muda jaman sekarang. 

Di pojok lemari yang menempel di dinding terdapat sebuah gitar. Warna yang sudah lusuh menunjukkan gitar itu sudah lama dipakai oleh pemiliknya. Sepertinya, gitar tersebut masih sering dipakai, dawainya distem dengan baik.

Disamping gitar ada sebuah kotak. Isinya penuh dengan partitur, terlihat not balok yang ditulis sendiri dan lirik-lirik. Sepertinya lembaran partitur ada ratusan  jumlahnya. Semakin ke bawah tumpukan kotak, warna kertasnya berbeda, dan di paling bawah warna kertasnya sudah menguning.

Saat Sae - Byoul ingin mengembalikan kertas catatan lagu itu ke dalam kotak, sehelai amplop surat terjatuh ke lantai. Surat itu sudah memiliki alamat lengkap dengan perangko yang tertempel di bagian depan surat, karena menduga bisa jadi itu adalah surat yang penting, Ia memberanikan diri membuka surat itu.

Kepada Ibuku yang sungguh kurindukan.

Cuaca sudah mulai sangat dingin. Aku khawatir bagaimana Ibu bisa melewati musim dingin di rumah yang anginnya selalu berhembus masuk dengan kencang ke dalam kamar. Jangan menghemat menyalakan penghangatnya. Kalau kena flu dan sakit, badan Ibu badan Ibu akan sakit dan harus membeli obat lagi. Malah nanti lebih rugi. Omong-omong bagaimana dengan sakit pinggang Ayah?, Apa sudah membaik?, Ibu yang repot jadinya.

Kalau Ibu kena flu, jangan hemat uangnya, tapi segera pergi ke rumah sakit ya. Ibu harus makan yang bergizi juga. Jangan makan rumput terus. Makan daging juga ya. Rumput dikasih ke sapi saja.  

Aku senang di Seoul. Aku kuliah baik-baik, makan teratur, dan sehat-sehat. Belum lama ini aku bikin kelompok belajar bersama teman-teman dan mereka baik sekali. Mereka suka membantuku.

Ibu aku akan rajin belajar. Aku akan merenovasi rumah dan membiayai operasi Ayah juga. Semoga cepat bisa terwujud. Aku baik-baik saja, tetapi aku tetap kangen Ibu.

Dari suratnya, dia anak yang manis. Dari surat itu terasa betapa dia menyayangi Ibunya dan bertekad untuk berbakti kepada orang tuanya. 

Saat tubuhnya ditemukan, dia sudah lulus kuliah, berarti sudah cukup lama surat itu ditulis olehnya. tetapi mengapa Ia tidak mengirimnya?, mengapa dia memilih mengakhiri hidupnya?, padahal masa depan yang cemerlang menantinya. Memang kematian tanpa alasan di dunia ini. Saat memasukkan kembali surat tersebut, karyawan Sae - Byoul, berkata. “Mungkin impiannya menjadi pencipta lagu.”

“Apa maksudmu?. Dia kan lulusan cum laude Kedokteran Gigi Universitas Seoul?

Dari buku-buku almarhum, beberapa tempat digarisbawahi dengan stabilo. Juga banyak catatan kecil dalam bahasa Inggris. Sepertinya almarhum belajar sangat keras selama kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi - Universitas Seoul. Mungkin dia tidak pernah lalai belajar. Universitas tempatnya kuliah hanya bisa dimasuki oleh siswa dengan nilai terbaik.

Memang kematian tanpa alasan di dunia ini. Entah apa alasannya tetapi yang jelas, dia merasa lebih menderita hidup daripada mati. Di kehidupannya yang dipandang dengan iri oleh orang lain, tersembunyi penderitaan yang sulit ditahan. Apakah itu?

Ah..aku jadi teringat anak ku di seberang pulau..

Ok..perasaan ku baik-baik saja, itu hanya jejak langkah hidup orang lain, bukan hidup ku

Nafasku mulai tak beraturan, tanda kecemasan ada dalam kepala ku.

Beberapa kisah dalam buku ini memang berhasil membuat ku tertegun, terharu, sekaligus menyadarkan ku akan hal-hal penting yang selama ini luput dari perhatian ku. Buku ini menghangatkan hati dengan caranya sendiri.

Buku ini menyadarkan betapa berharganya kehidupan, keluarga, kasih sayang dan persahabatan yang kita miliki, apakah selama ini Aku sudah merawatnya?


Komentar

  1. Pas awal baca sepertinya bacaan buku ini tidak cocok untukku. Tapi pas baca kelanjutannya jadi bikin tertarik untuk dibaca. Jadi penasaran sama kisah-kisah yang ada dibuku ini, pengen baca juga

    BalasHapus
  2. Huhuhuhu ceritanya bikin ikut termenung kak..
    Ya Allah apa yang akan kulakukan kalo orang yang paling kusayang pergi. Belum sempat pula bikin dia bahagia, belum merasa bisa berbakti sebaiknya . Hikssss

    BalasHapus
  3. Cerita terakhir bikin bertanya tanya juga, kenapa ya dia sampai bunuh diri?
    Keluarganya kayaknya harmonis, pendidikan juga baik.
    Tapi saya sudah menyadari sih bahwa pasti ada cerita di tiap benda peninggalan seseorang.
    Gegara kebanyakan melahap buku agatha christie dan sir arthur conan doyle.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping