Mengenal Eco Enzyme cairan serba guna dari sampah organik

Mengenal Eco Enzyme cairan serba guna dari sampah organik

Pernahkah kita memikirkan sampah yang kita hasilkan dari rumah akan berakhir dimana?. Mungkin jika kita melakukan perenungan kita bisa lebih menghargai alam dan melakukan diet sampah. Setidaknya hal ini lah yang saya lakukan belakangan ini.

Setiap selesai belanja mingguan, saya bisanya melakukan food preparation dengan tujuan mengurangi sampah organik yang dihasilkan dari dapur saya. Namun bagaimana pun jika saya tidak mengolah sampah khususnya yang berasal dari dapur tidak dapat saya pungkiri, saya tetap saja menghasilkan sampah. Sepertinya enteng ya, hanya sedikit kok dari dapur, hanya sisa-sisa namun ternyata jika dikumpulkan sampah dapur ini jumlahnya banyak dan menimbulkan berbagai dampak negatif.

Lalu bagaimana solusinya?, bagaimana cara mengatasi sampah tersebut?.

Mengenal Eco Enzyme.

Eco Enzyme adalah Larutan yg berasal dari fermentasi limbah organik yang bersifat asam. Eco Enzyme difermentasi dengan gula (gula aren, gula merah tebu atau molase) dengan perbandingan 1 molase + 3 limbah organik + 10 air selama 100 hari. Eco Enzyme berfungsi sebagai katalisator dan desinfektan alami. Sehingga dapat memperbaiki struktur tanah dan menghilangkan bakteri pembusuk. Dalam prosesnya, Eco Enzyme akan menghasilkan O2 yg memberi kesegaran udara dan memperbaiki lapisan ozon. Eco Enzyme ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand. Dari beberapa artikel yang Saya baca di zerowaste.id, Eco Enzyme bisa menjadi cairan serba guna dan bisa diaplikasikan di rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara yang bisa kita gunakan sebagai manajemen sampah dengan memanfaatkan sisa-sisa sampah organik yang berasal dari dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. 

Cairan Eco Enzyme ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif. Eco Enzyme ini sangat mudah membuatnya, bahan dasarnya semua bisa didapatkan di dapur rumah tangga. Dewasa dan anak-anak bisa terlibat dalam pembuatan nya. 

Belajar membuat Eco Enzyme bersama MW FORHATI SUMUT.

Saat ini saya adalah Sekretaris Umum Majelis Wilayah Forum Alumni HMI-Wati Sumatera Utara (MW FORHATI SUMUT) Periode 20021 - 2026. MW FORHATI SUMUT adalah organisasi semi otonom MW KAHMI SUMUT. KAHMI dan FORHATI adalah organisasi masyarakat yang secara struktural berada di tingkat Provinsi di Indonesia. MW FORHATI SUMUT saat ini memiliki bidang Kesehatan dan Lingkungan yang salah satu aktivitasnya berkaitan dengan pembuatan Eco Enzyme.

Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup MW FORHATI SUMUT melakukan pemberdayaan masyarakat dengan program diet sampah. Berdaya dengan sampah adalah keniscayaan. Tingginya persentase sampah yang tidak terkelola dengan baik di Sumatera Utara, mendorong MW FORHATI SUMUT untuk terlibat aktif menggalakkan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan Eco Enzyme.

Sebelum mengajak dan memberdayakan pihak eksternal MW FORHATI SUMUT untuk mengenal Eco Enzyme, Kami melakukan pemberdayaan secara internal. Semua pengurus diajak untuk melakukan diet sampah dan mengolah sampah yang berasal dari dapur dengan mengajarkan pembuatan Eco Enzyme.

Setelah pengurus, MW FORHATI SUMUT mengajak masyarakat melakukan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga, khususnya bagaimana setiap rumah tangga mampu mengolah sampah organik yang dihasilkan dari dapur rumah tangga. Terkadang tanpa disadari, dapur rumah tangga menjadi pemasok sampah. Hal ini sebenarnya bisa dikendalikan jika keluarga mengetahui dan peduli dengan sampah yang dihasilkan rumah tangga.

Sebagai bagian dari masyarakat, MW FORHATI SUMUT secara struktural terlibat aktif sebagai mitra pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk bergerak bersama mengelola sampah dengan lebih bijak dan bertanggung jawab. Pada tahun 2019 diketahui bahwa 89% sampah di Sumatera Utara tidak terkelola dengan baik. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tengah mencari cara agar pengelolaan sampah dapat ditangani dengan lebih baik. Pemerintah membangun beberapa infrastruktur yang dapat meningkatkan pengelolaan sampah, antara lain dengan membangun Pusat Daur Ulang (PDU) di kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Pusat Daur Ulang (PDU) ini dibangun dengan tujuan mengubah sampah menjadi kompos, biogas, atau pun bahan bakar untuk produksi.

Setelah membangun infrastruktur yang diharapkan mampu meningkatkan pengolahan sampah dengan lebih baik, Pemerintah Sumatera Utara melalui Peraturan Gubernur Sumatera Utara melalui PERGUB NO. 3 Tahun 2020, juga membuat Kebijakan dan Strategi Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Dengan pembangunan infrastruktur di atas dan kebijakan yang dibuat untuk mendukung upaya pengelolaan sampah rumah tangga agar lebih baik dan berdaya guna, diharapkan Provinsi Sumatera Utara lebih bersih dan masyarakat akan lebih sehat.

MW FORHATI SUMUT membuat program pelatihan Eco Enzyme secara bertahap, berkesinambungan dan tentu saja melibatkan berbagai mitra dalam pelaksanaannya. Maka saya pun mengikuti pelatihan agar saya semakin mengenal dan memahami cara membuat dan manfaat Eco Enzyme.

Tujuan utama saya mengikuti pelatihan Eco Enzyme antara lain adalah :

  1. Meningkatkan pengetahuan saya tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomi dan berdaya guna.
  2. Meningkatkan kepedulian dan mengetahui dampak buruk sampah yang tidak dikelola pada kehidupan. 
  3. Bahagia mengelola sampah dapur dengan cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan, sehingga saya mampu melakukan perubahan positif dalam mengelola sampah rumah tangga. 

Praktek cara membuat Eco Enzyme.

Membuat Eco Enzyme ini sangat mudah dan bisa dilakukan di rumah, bahkan kita bisa mengajak anak-anak dalam membuatnya. Eco Enzyme adalah cairan hasil fermentasi yang dibuat dari  limbah dapur, seperti kulit buah atau sayur-sayuran dengan air dan gula (gula aren, gula merah tebu atau molase). Proses fermentasi ini memanfaatkan enzim dari sampah dapur agar dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Biasanya, sampah dapur yang digunakan untuk pembuatan Eco Enzyme adalah kulit buah yang memiliki aroma segar, seperti kulit jeruk, jeruk nipis, lemon, serai, pandan, atau jahe. 

Buah dan sayur yang kita gunakan untuk pembuatan Eco Enzyme adalah buah dan sayur yang berada diatas tanah, jadi buah dan sayur yang di dalam tanah tidak digunakan ya, misalnya wortel.

Perbandingan untuk membuat eco-enzyme dari kulit buah, air, dan gula adalah 10:1:3. Perbandingan yang kita buat adalah 1 molase + 3 limbah organik + 10 air. Lalu kita simpan cairan Eco Enzyme kita selama 100 hari.

Namun apabila ingin menggunakan sayur maka perbandingan antara buah dan sayur adalah 80:20. Penggunaan sayur yang terlalu banyak akan membuat aroma eco-enzyme menjadi kurang segar. Semua sisa buah dan sayur kita pilih yang belum busuk atau pun menghitam. Tujuannya agar Eco Enzyme yang akan kita buat berhasil.

Wadah tertutup. Kita memerlukan wadah yang tertutup untuk menyimpan Eco Enzyme yang kita buat, maka sebelum membuat Eco Enzyme, kita harus menyiapkan wadah ini.

Cara membuat eco-enzyme untuk takaran botol 1 liter.

1. Siapkan bahan dan alat.
Untuk membuat Eco Enzyme, hal yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan semua kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan. Bahan dan alatnya antara lain :
Bahan
500 ml air
50 gram gula
150 gram kulit buah yang telah kita potong-potong

Alat
Botol plastik bekas 1 liter atau wadah tertutup lainnya
Timbangan manual/digital
Corong
Pisau
Sendok
Telenan

2. Tuangkan semua bahan ke dalam botol
Aduk gula dengan sedikit air hingga larut, lalu masukkan kulit buah yang telah dipotong, dan sisa air ke dalam botol. Lalu aduk semua bahan perlahan.

3. Simpan tempat kering suhu dalam ruang
Kita harus menyimpan cairan yang di fermentasi menjadi Eco Enzyme di tempat yang kering dan berada di suhu ruang.

4. Biarkan cairan terfermentasi selama 100 hari
Setelah fermentasi berlangsung 2 minggu pertama, kita buka tutup botol plastik untuk membuang gas di dalam botol. Setelah itu 2-3 hari berikutnya kita dapat membuka kembali tutup botol. Kemudian lakukan hal yang sama setiap seminggu sekali. Biarkan cairan terfermentasi selama 100 hari. Agar tidak lupa, sebaiknya kita menulis tanggal pembuatan cairan Eco Enzyme ini ya.

5. Jika muncul cacing, tambahkan gula ke dalam cairan
Saat proses fermentasi berlangsung, akan ada lapisan putih yang mengapung di bagian atas. Jika ditemukan cacing di dalamnya, tambahkan gula dan aduk sebentar dan tutup rapat kembali.

6. Setelah 100 hari, Eco Enzyme siap kita panen
Setelah proses fermentasi selama 100 hari maka Eco Enzyme siap dipanen. Saring terlebih dahulu untuk memisahkan cairan dengan residu. Residu hasil dari fermentasi bisa kembali digunakan dengan menambahkan kulit buah yang akan digunakan.

Manfaat Eco Enzyme.

Apa saja manfaat Eco Enzyme?. Eco-enzyme memiliki segudang manfaat. Cairan ini merupakan cairan serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih rumah, deterjen, pertanian, hewan ternak dll. Yuk kita lihat apa saja manfaat eco-enzyme.

1. Sebagai cairan pembersih serbaguna. 
Kita bisa menggunakan cairan Eco-enzyme sebagai cairan untuk membersihkan seluruh rumah, baju, bahkan sayur dan buah juga lho. Side note: Hanya siapkan larutan campuran Eco-Enzyme dan air setiap kali pakai atau dengan maksimal waktu penyimpanan 7 hari. Penyimpanan lebih dari 7 hari akan menyebabkan bakteri yang ada pada air tumbuh dan merusak larutan pembersih.

2. Pupuk tanaman
Selain untuk bersih-bersih, Eco-Enzyme juga berguna untuk pupuk tanaman kita juga lho. Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh hama. Oh ya, jangan gunakan 100% larutan eco-enzym ke tanah atau tanamanmu karena akan membuat tanah asam dan “membakar” tanamanmu. Dan saya pernah melakukannya, saya langsung memberikan tanaman cairan Eco Enzyme, walhasil tanaman saya mati, jadi jangan lupa sebelum menjadikan Eco Enzyme sebagai pupuk tanaman maka tambahkan air ya.

3. Pengusir hama
Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kita targetkan untuk bebas hama. 

4. Melestarikan lingkungan sekitar
Kamu tahu ga, larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco-enzyme sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita. Dr. Joean Oon mengklaim bahwa 1 liter laurtan Eco-Enzyme dapat membersihkan hingga 1000 liter air sungai yang tercemar. 
Wah saya jadi teringat kegiatan Cuci Sungai yang saya ikuti bersama MW FORHATI SUMUT, DEMA KAHMI SUMUT dan Walikota Medan di sekitar sungai Babura beberapa bulan lalu.

Ternyata banyak sekali manfaat yang dihasilkan Eco Enzyme yang bisa kita hasilkan dari dapur kita. Yuk semangat jaga bumi.



Komentar

  1. Pengen coba buat. Tapi kalau ada cacing nya hhehheehhehe saya takut

    BalasHapus
  2. wah keren! kebetulan pernah memulai juga kak, tapi ya namanya msh tinggal sama orang rumah masih belum bisa beralih ke ecoenzyme seutuhnya, karena masih lebih suka aroma sabun cuci piring biasa huhu. semoga bisa istiqomah kak elva hehe pdhl pakai ecoenzym jadi lebih murah yaaa

    BalasHapus
  3. aku pernah bikin kk trus gagal, mau coba lagi blm ada niat tapi dengan adanya tulisan kk ini awak pengen coba bikin ah dan letak di lokasi rahasia haha biar gak dikepoin anak

    BalasHapus
  4. Bagaimana dengan bau yang dihasilkan oleh eco enzyme ini kak Elva...
    Mengganggu gak?
    Atau malah tidak berbau?

    BalasHapus
  5. Tetiba pikiranku jauh menerawang kak..

    Butuh berapa eco enzym ya biar bisa membersihkan sungai Deli. Habis itu sungai Deli dibuat sebagai pariwisata kota. Ya Allah kejauhan aku mikir. 🤣

    BalasHapus
  6. Alfie tau EcoEnzyme ini waktu di Natuna. Ada komunitas Kehati yang menyelamatkan lingkungan dengan membuat EcoEnzyme.

    Dari mereka buat aja, lingkungan terselamatkan dari sampah. Kemudian hasil dari EcoEnzyme juga menyelamatkan lingkungan.

    Dan baru tau juga kalau ini tak bisa dijual. Keren banget ini EcoEnzyme

    BalasHapus
  7. Awakpun alumni HMI wati dari Komisariat UGM dulu,, tp sayang setelah balik lagi ke Medan gak aktif,, keren ya MW Forhati Sumut bidang Kesling-nya mengadakan pelatihan membuat eco enzyme ini, bisa bikin cairan pembersih pembersih serbaguna buatan sendiri ya.

    BalasHapus
  8. Cerita eco enzyme ini udah lama terngiang dikepala kapan lah dibuat secara serius soalnya harus sabar kan. Eniwei penggunaan jg banyak ya, niatnya sih kalau buat nanti untuk sabun sepertinya untuk pemakaian pribadi

    BalasHapus
  9. Kemaren pas di gigit tawon teman2 grup sebelah nyaranin nya di oles sama eo enzim. Pengen buat juga hehhehehehhe buat stok di rumah

    BalasHapus
  10. Baru tahu tentang ECO enzym ini. Boleh juga dicoba. Serius nanyak, itu kenapa ya kalau ada cacing? Apa dampaknya sama si ECO enzym ini? 🤔

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping