Jika Berdaya, Berbagi dan Berdampak lah.

Perkenalan saya dengan institut Ibu Profesional sangat unik. Saya mengenal komunitas ini dari cerita salah satu senior yang saat itu baru pulang dari Salatiga dan mempelajari sebuah metode berhitung yang menggunakan jari. Senior tersebut bukan lah member dari komunitas Ibu Profesional, namun beliau tetap merekomendasikan komunitas ini kepada saya. Meski pun beliau bukan member komunitas Ibu Profesional, cerita tentang Founding Mother komunitas ini membuat saya tertarik dan merasa komunitas ini adalah komunitas yang saya cari selama ini, saya ingin belajar tidak saja bermanfaat pada diri sendiri dalam mengurus rumah tangga, namun juga bermanfaat bagi lingkungan saya.

Teman-teman bisa membaca perkenalan sampai dengan keterlibatan apa saja yang saya lakukan di Ibu Profesional, silahkan baca di Hai, saya Elva, ibu profesional.

Menjelang 1 dekade Ibu Profesional, ada perhelatan besar yang akan dibuat, yakni Konferensi Ibu Pembaharu dan Kongres Ibu Pembaharu. Event besar ini diawali dengan kegiatan :

Sayembara Catatan Perempuan #darirumahuntukdunia

Salah satu tema yang dipilih adalah Aku Berdaya, Aku Berkarya.

Aku Berdaya, Aku Berkarya.

Tentu langkah pertama saya mencari tahu apa makna filosofis dari Aku Berdaya, Aku Berkaya dari sisi definisi. Menurut KBBI, “Berdaya” artinya berkekuatan, berkemampuan, bertenaga. Bisa dikatakan bahwa “berdaya” itu kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak untuk mengatasi masalah. “Berkarya” dalam KBBI memiliki arti hasil perbuatan dan ciptaan.

Berdaya terlebih dahulu berkarya kemudian. Melatih diri untuk memiliki kemampuan, mampu mengatasi masalah setelahnya baru berbuat dan menciptakan.

Namun, dalam peran dan tanggung jawab yang saya lakukan di Ibu Profesional, saya menyadari satu hal, bahwa ternyata Berdaya dan Berkarya itu dilakukan secara bersama. Jika dianalogikan pada sebuah rumah, proses berdaya memang sebagai pondasi nya, namun untuk berkarya bisa dilakukan sebelum rumah benar-benar selesai. Berdaya dan berkarya lah setahap demi setahap.

Ibu Pembaharu.

Tema Aku Berdaya, Aku Berkarya ini relevan dengan kebutuhan saya yang memasuki kelas Bunda Shalihah di Institut Ibu Profesional. Kalimat pembuka tentang Bunda Shalihah di website ibupembaharu.

Setiap perempuan memiliki tantangannya sendiri dalam menjalankan perannya baik sebagai diri mereka sendiri, sebagai ibu dan sebagai istri. Selama ini para Ibu sudah belajar bagaimana mendidik anak dengan baik (Bunda Sayang), bagaimana mengelola keluarga dengan baik (Bunda Cekatan), bagaimana bisa  mandiri dan memiliki jati diri (Bunda Produktif) , sekarang saatnya para ibu belajar bagaimana keberadaannya ini bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya (Bunda Salihah).

Target dari Kelas Bunda Shalihah adalah lahirnya Ibu Pembaharu. Ibu Pembaharu yaitu seorang ibu yang mampu menemukan masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut. Kata kuncinya adalah melihat tantangan dan merubah tantangan menjadi solusi. 

Program Ibu Pembaharu ini sudah diperkenalkan saat Konferensi Ibu Profesional tahun 2019, di Yogyakarta. Tahapan selanjutnya Ibu Profesional akan membuat ekosistem Ibu Pembaharu agar lahir para ibu yang siap menghadapi perubahan zaman. 

Tentu saja lahirnya ekosistem Ibu Pembaharu bisa menjadi wadah bagi setiap ibu dan calon ibu, agar terlibat aktif merubah masalah menjadi tantangan yang bernilai solusi. Tidak ada perubahan yang bisa dilakukan tanpa kesadaran dari individu dalam sebuah ekosistem. 


Dari pemaparan dan gambar diatas menunjukkan semangat Ibu Profesional untuk menginspirasi semua perempuan yang ada di seluruh dunia untuk turut menjadi Ibu Pembaharu dengan memulai aksi dari rumah. 

Jika berdaya, berbagi dan berdampak lah.

Saya mengangkat berdaya, berbagi dan berdampak untuk mendorong diri saya, terlibat lebih aktif dalam pemberdayaan yang dilakukan di ekosistem Ibu Pembaharu. 

Saat ini, untuk menjadi bagian dari solusi dunia. Ibu Profesional juga turut ambil bagian dalam mewujudkan  Tujuan Pembangunan Berkepanjangan, atau biasa disebut dengan istilah Sustainable Development Goal (SDGs).

Salah satu upaya berdaya yang saya lakukan bersama teman-teman adalah berdaya dalam manajemen waktu. Kami memasukkan manajemen waktu sebagai upaya dalam memberikan pendidikan bermutu bagi ibu dan calon ibu.

Setiap orang  harus melatih Manajemen waktu, karena hal itu menjadi kunci sukses dalam menjalankan peran dan tanggung jawab. Khusus bagi ibu, manajemen waktu ini sangat bermanfaat untuk membantu nya mengelola rumah tangga. Terlepas apakah seorang ibu tersebut beraktivitas dari ranah domestik atau pun publik. Saya dan teman-teman membuat tim SEWAKTU (selesai manajemen waktu).

Saya, berupaya untuk menjadi seorang Ibu Pembaharu, saya melatih diri untuk menjalankan tahapan demi tahapan menjadi seorang Ibu Pembaharu, yakni :
  1. Mengidentifikasi masalah. Saya menemukan masalah saya adalah manajemen waktu. Saya merasa saya membutuhkan manajemen waktu untuk bisa mengatur aktivitas yang saya lakukan baik di rumah atau di luar rumah. Saat ini saya aktif pada beberapa komunitas dan organisasi. Saya merasa bahwa saya mampu mengambil peran dan tanggung jawab. Namun, jika tidak diatur dengan baik waktu yang saya miliki tidak akan cukup, dan bisa saja saya menjadi tidak bahagia dalam beraktivitas, bahkan bisa menghambat aktivitas orang lain dan tentu saja bisa menghambat tujuan komunitas atau organisasi yang saya ikuti.
  2. Menemukan teman. Hanya di Ibu Pembaharu kita dilatih, "jika Anda mempunyai masalah maka carilah teman". Mencari teman ini bertujuan untuk mengetahui apakah orang lain memiliki masalah yang sama dengan saya. Apakah indentifikasi masalah Kami sama. Sejauh apa kesamaan, dan sejauh apa perbedaannya. 
  3. Pahami masalah bersama. Langkah memahami masalah bersama ini ternyata tidak sekedar, oke masalah kita sama, terus yuk kita bergandengan tangan. Saat melakukan upaya memahami apa yang menjadi masalah bersama, ada teknik Starbursting. Kami diminta melakukan curah pendapat, mencari akar masalah, menggali BIG WHY dari masalah yang kami hadapi bersama sehingga kami bisa menemukan dan menentukan oh ya ini Problem Statement kami, inilah masalah kami bersama.
  4. Memilih Tujuan. Untuk mencapai tujuan bersama kami dilatih menetapkan tujuan dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound). Metode ini menarik saat diskusi saya dan teman-teman. Kami bisa melihat arah gerakan yang kami ciptakan, karya kami. Menggunakan metode ini Kami semakin paham bahwa semua harus terukur, apa indikatornya, bagaimana mencapainya.
  5. Identifikasi Aksi. Kami membuat identifikasi ini sebagai upaya strategis dalam menetapkan aksi. Berdasarkan identifikasi aksi ini, Kami bisa menilai apakah aksi Kami mengarah kepada solusi dan tentu saja tujuan yang telah Kami tetapkan sebelumnya.
  6. Saatnya beraksi. Strategi yang telah kami tetapkan dalam identifikasi, akan Kami lakukan sebagai latihan bersama tim SEWAKTU terlebih dahulu, setelah tahapan yang kami buat baik dalam milestone 1 dan 2.
  7. ApresiAksiSaatnya mengapresiasi setiap aksi yang sudah dijalankan.
  8. Rayakan SolusiKemenangan itu melahirkan kebahagiaan, maka perlu dirayakan.
Saya memasukkan hasil diskusi tim SEWAKTU dari penentuan tujuan dan identifikasi aksi.



Secara bertahap kami akan berbagi, tentu harapan kami bisa berdampak pada pengelolaan waktu ibu dan calon ibu pembaharu.

Langkah lain yang Kami lakukan adalah mengkampanyekan, membuat promosi gerakan mengelola waktu dengan baik ini. Media sosial menjadi kanal yang kami pilih kami membentuk tim kerja dalam mengelola sosial media ini. Media yang kami gunakan adalah instagram, facebook dan google site (dalam tahap persiapan).

Tulisan ini diikutsertakan dalam Sayembara Catatan Perempuan #darirumahuntukdunia. 


Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping