Menjaga kesehatan anak selama berpuasa

Wah Bulan Ramadan telah tiba, saatnya kita berpuasa, selain orang tua, moment puasa menjadi latihan berpuasa bagi anak-anak yang berusia 6-10 tahun. Saya dan teman-teman MW FORHATI SUMUT berinisiatif melakukan acar IG Live bersama dr. Nina Miranda Amalia, seorang dokter anak dari Praktek Dokter Anakita Medan, yang membahas seputar bagaimana menjaga kesehatan anak selama anak berpuasa. Biasa keluarga muslim menjadikan puasa Ramadhan sebagai latihan atau belajar berpuasa pada ananda di rumah. Biasanya para ayah bunda memiliki tips tersendiri agar ananda bisa berpuasa dengan lancar. 

Pada usia berapa sih ananda belajar berpuasa di rumah?

Kalau menurut dr. Nina, anak bisa belajar berpuasa pada usia dini, namun tentu saja ayah dan bunda bisa melihat kesiapan ananda juga ya.

Saat melaksanakan Bincang perempuan dalam frame (pdf) bersama dokter anak yang saat ini merupakan ASN di Rumah sakit paru Provinsi Sumatera Utara ini, saya dan para penonton diingatkan untuk memperhatikan beberapa hal saat mendampingi ananda bagaimana menjaga kesehatan saat puasa bagi anak yang mulai belajar menjalankan puasa.

Orang tua harus memperhatikan kebutuhan gizi harian Si Buah Hati selama belajar puasa agar anak tetap fit. Lebih lanjut dr. Nina mengingatkan beberapa hal penting yang perlu ayah bunda ketahui agar kondisi kesehatan Buah Hati tetap prima saat menjalankan puasa Ramadhan.

  1. Memastikan kondisi anak siap untuk belajar berpuasa. Tanda-tanda anak siap berpuasa bisa dilihat dari kondisi pisik dan mental anak. Orang tua bisa melatih anak berpuasa secara bertahap, jadi anak dilatih berpuasa setengah hari belum sampai satu harian.
  2. Menjaga agar anak tetap terhidrasi dengan baik. Tanda yang bisa dilihat oleh ayah bunda adalah melalui wajah anak apakah pucat atau tidak, juga dari warna urin. Anak yang terhidrasi dengan baik, warna urinnya tidak kuning keruh, semakin jernih urin anak saat berpuasa, maka kondisi anak semakin baik. Ayah dan bunda juga bisa melihat jumlah urin anak, apakah sedikit atau banyak karena itu berpengaruh pada kondisi kesehatan anak. Salah satu penonton ada yang bertanya bagaimana membagi jumlah air yang dikonsumsi anak saat berpuasa. Secara umum anak-anak akan mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas, walau pun hal tersebut tidak harus selalu demikian, konsumsi air putih pada anak juga tergantung usia anak. Namun jika ayah dan bunda mau membagi konsumsi air putih pada anak, bisa dilakukan dengan membagi 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah Isya, 2 gelas menjelang tidur dan 2 gelas saat sahur. Ayah dan bunda tidak harus "saklek" memberikan air putih sebanyak 8 gelas, karena saat berbuka sampai dengan sahur biasanya anak-anak juga mengkonsumsi minuman, buah, sayur, kue atau pun makanan yang mengandung kuah dan biasanya anak juga akan merasa kenyang. Aayah bunda juga bisa memberikan kurma atau buah kedalam air seperti infuse water sehingga ada rasa manis alami yang bisa dikonsumsi anak.
  3. Mengkonsumsi makanan bergizi baik saat berbuka atau pun saat sahur dan membagi jadwal minum anak, bisa dilakukan dengan mengingatkan anak minum 2 gelas air putih saat berbuka, setelah Isya, Mau tidur dan saat sahur. Saat sahur, pastikan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein dan serat, seperti daging, telur, buah, sayur, dan susu. Hal ini karena dengan mengkonsumsi makanan-makanan tersebut, anak bisa  terjaga stamina tubuhnya. Si Buah Hati juga bisa merasa kenyang lebih lama, terutama saat siang hari. Hindari konsumsi makanan yang tinggi gula, tidak memiliki kandungan gizi yang baik saat berbuka atau pun sahur, seperti gorengan yang tinggi kadar minyak, minuman dengan gula buatan dan es. Pada saat berbuka pencernaan anak membutuhkan adaptasi sehingga jika anak langsung meminum es, pencernaan menjadi terkejut dan hal itu bisa membuat anak merasa lemas. 
  4. Memastikan anak makan dan minum dengan wajar. Salah satu penonton juga menceritakan pengalamannya mendampingi ananda berpuasa. Terkadang anak sudah kenyang dengan air minum sehingga makan dalam porsi yang sedikit. Menjawab hal itu, dr. Nina menjawab ayah dan bunda bisa memberikan porsi khusus agar anak tidak makan dalam jumlah yang terlalu banyak untuk jenis makanan tertentu lalu anak tidak bisa makan karena sudah kenyang.
  5. Menjadi contoh bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat saat berbuka dan sahur. Anak adalah peniru ulung. Saat melihat orang tuanya menjaga pola asupan gizi baik saat berbuka atau sahur, maka anak akan meniru hal tersebut. Namun, jika makanan dan minuman yang tidak sehat tersaji di meja makan tentu anak akan terbiasa makan dan minum yang tidak sehat pula. Ketauladan orang tua adalah hal yang penting dilakukan agar anak-anak terbiasa mencontoh kebiasaan baik dalam hidupnya.
  6. Multivitamin dan susu hanya sebagai pelengkap. Selain melakukan beberapa cara menjaga kesehatan anak saat puasa di atas, ayah bunda bisa memberikan multivitamin dan susu baik pada saat sahur, buka puasa, atau sebelum tidur di malam hari. Hal ini sesuai dengan kebutuhan anak, jika makanan dan minuman saat berbuka dan sahur sudah cukup gizinya, ayah bunda tentu tidak perlu menambah multivitamin dan susu untuk anak. Apa yang alami biasanya lebih baik disajikan kepada anak-anak dan keluarga.
  7. Mengatur menu yang kaya gizi dan menarik. Ayah bunda bisa berkreasi agar anak tetap berminat makan khususnya saat sahur yang anak juga harus berjuang karena rasa kantuk.
Cuaca saat ini tidak menentu, kadang panas terik atau pun hujan, hal tersebut juga harus menjadi perhatian orang tua ya. Tentu jika cuaca panas anak yang sedang belajar berpuasa bisa mempengaruhi anak, ada yang mengeluh sakit perut, wajah pucat, suhu tubuh semakin panas, ayah dan bunda bisa menyarankan ananda untuk menghentikan puasa. 

Saat diskusi ada pertanyaan yang menarik. Bagaimana jika berat badan ananda turun, apakah hal tersebut tidak berpengaruh pada asupan gizinya secara jangka panjang.

Menurut pengalaman dr. Nina, biasanya anak mengalami penurunan berat badan hanya pada awal berpuasa dan biasanya dalam batas yang wajar. Justru berat badan anak bisanya naik apalagi setelah berlebaran. Jika ananda mengalami penurunan berat badan dari minggu ke minggu ayah bunda bisa membawa ananda kepada dokter anak untuk diperiksa kesehatannya dengan lebih baik.

Jadi ayah dan bunda tidak perlu khawatir ya, ananda bisa belajar berpuasa asalkan kita sebagai orang tua juga memperhatikan kesiapan anak baik secara fisik, mental dan asupan gizi anak selama anak belajar berpuasa. Mari menjadi contoh pada anak-anak kita bagaimana menjaga kesehatan selama berpuasa.  Selamat menjalankan ibadah puasa ya, bincang yang dilakukan selama 30 menit ini tidak terasa berlalu dengan cepat.


Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping