Saatnya Aksi untuk Solusi
Saatnya Beraksi
Saat melihat live Ibu Septi Peni Wulan Dani, Ibu menyampaikan sebuah quote :
Jangan pernah meragukan sekelompok kecil warga negara yang penuh perhatian dan berkomitmen dapat mengubah dunia, memang itu satu-satunya hal yang pernah ada. Margaret Mead
Saat live di FBG Institut Ibu Profesional, mendengarkan Ibu bercerita bagaimana Ibu Profesional bertahan sampai saat ini, Hal itu bukanlah hal yang mudah. Begitu pun kelas Bunda Salihah, Ibu memperkirakan hanya 10% yang bertahan, yang berkomitmen.
Lalu ibu mneyampaikan pentingnya melakukan tahapan : Empati - Aksi - Solusi
Saat ini Kami telah sampai pada tahap ke-6. Kami melangkah dari tahap 1- tahap 5 di Kampus Ibu Pembaharu. Ibu mengingatkan apa yang telah Kami lakukan, yakni mengubah EMPATI Kami terhadap kondisi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar Kami, menjadi sebuah AKSI dan inovasi sosial sesuai apa yang telah Kami rencanakan, untuk mendapatkan sebuah SOLUSI.
Saya menyadari, Kami merasakan dampak yang berbeda. Merasa waktu cepat berlalu, berkejaran memenuhi tugas yang telah dan akan dibuat. Namun, berbeda dengan orang 'menyambi' saat menjalani semua ini, proses yang dijalani akan terasa lama. Pada umumnya pergerakan atau dinamika sosial masyarakat bergantung pada inovator sosialnya. Maka, Ibu mengingatkan bahwa Kita adalah Inovatornya.
We Can't Solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them. Albert Einstein
Saya setuju, dalam menjalani EMPATI, AKSI dan SOLUSI, perlu menyesuaikan berbagai cara untuk mendapatkan keberhasilan. Dalam bunda Salihah ini Kami sedang menjalankan design thinking. Secara sadar atau pun karena mengikuti sistem yang berlaku di Bunda Salihah, semua Hexagonia sudah masuk ke dalam 3 tahap desain thinking. Yaitu dengan membuat tahapan Apa yang dikerjakan, dipikirkan lalu dituliskan. Hal ini merupakan tahapan dalam design thinking. Pengertian design thinking adalah cara untuk memecahkan sebuah masalah dengan praktis dan kreatif serta memiliki fokus utama pada users atau pengguna. Dalam menjalankan design thinking ini 3 tahap yang telah dilalui, emphatize, define, ideate. Sekarang saatnya masuk 2 tahap terakhir, yaitu Prototype dan Test.
Ibu mengingatkan Kami untuk senang dengan belanja masalah. Cara ini digunakan untuk dapat hal baru, yang akan membuat berbinar, mencintai masalah, segera mengubah ke tantangan, tantangan berubah jadi gagasan ide, sebuah aksi untuk solusi.
Teman-teman ada yang tau tidak apa itu The Design Thinking Approach?.
Terdiri dari :
- Emphatize With The Customer. Merasakan apa yang dirasakan oleh customer. Jika kita sudah membuat User Persona maka tugas kita selanjutnya adalah mengetahui siapa user persona, empati pada mereka, atau pada diri sendiri. Di luar sana banyak juga yang merasakannya. Merasakan sendiri dan melakukan empati yang mana.
- Define The Problem. Love The Problem. Kita harus memahami akar masalah, jangan buru-buru mencari solusi. Perbedaannya pada kehidupan sehari-hari, cepat-cepat mencari solusi, bisa-bisa solusi menjadi masalah baru, karena bukan akar masalah. Melatih struktur berpikir untuk menjadi long live learner.
- Ideate Solution. Menyusun ide-ide untuk sebuah solusi yang kita bangun, menentukan tools nya dan perangkat. Bisa sosial media, website, fundrising, tim kita, worksheet menuju solusi yang menarik.
- Prototype and Test. Membuat pilot project, kemudian di test untuk melihat feedback dan bekerja tidaknya ide kita. Masuk ke segera beraksi, jalankan, dan menjadi bagian dari solusi.
Lebih dalam tentang Prototype.
Saat membuat prototype, Kita bisa memperoleh;
- pandangan bagaimana users akan berinteraksi dengan ide yang anda kembangkan.
- Dapat mengidentifikasi apakah ada masalah pada fungsi atau design yang kita bangun
- Lebih mudah untuk mengetahui design seperti apa yang dapat berfungsi dengan baik.
Saat memberikan materi Ibu Septi memberikan contoh hal apa yang Sudah Beliau lakukan;
- Memikirkan tentang IIP tahap 1-5, diprototypekan dalam bentuk kelas, di hari rabu 9 - setengah 11, di Salatiga, secara offline. Dalam 1 tahun prototype dilakukan disesuaikan dengan milestone. Mulai bergerak, komitmen, ada atau tidak ada orang, untuk anak baru "IIP".
- Memikirkan pertumbuhan terus menerus. Bila hanya tugas bukan totalitas. Biasanya tidak jadi, dan selesai bersama bunshal selesai. Pilihan kita. Sesuai mental dan karakter. Hanya difasilitasi, tapi kembali lagi ke kita.
- Setelah 1 tahun, tahapan ini bunsay, buncek, 3 bulanan, ternyata ini harus 1 tahun.
- melihat dampak dan proses, ada fungsi atau desain yang tidak bekerja dengan baik. sekedar transfer pengetahuan saja, ubah lagi prosesnya.
Tahukah teman-teman pentingnya melakukan AKSI?.
Aksi penting dilakukan agar ada hal baru yang menjadi cobaan. Hal tersebut memuat kita bersyukur kalau dapat masalah baru, akan menguatkan desain kita, mengubah desain , dijalankan dengan fungsi yang lebih baik lagi. Bila hanya tertulis dalam rencana tanpa komitmen, tidak akan bisa jadi kenyataan, masa depan dan solusi.
Tools dan Worksheet
Dalam membuat prototype kita perlu menetapkan kertas kerja dan tools yang perlu kita gunakan untuk melakukan koordinasi dan mengelola project kita. Dulu bu Septi memakai mind mapping dan sticky notes. Untuk diskusi, karena belum ada tool digital, hanya memakai pen and paper. Saya pun demikian, saat melakukan aksi untuk solusi dan dalam menjalankan aktivitas latihan manajemen waktu saya membuat mind mapping aktivitas untuk memudahkan pekerjaan yang saya akan lakukan. Tanggung jawab dalam melaksanakan berbagai kegiatan akan lebih mudah dilakukan jika saya membuat to do list dan mind mapping aktivitas.
Kita bisa manfaatkan teknologi, namun hal tersebut akan menggantikan guru yang hebat. Tapi Kita akan membuat sesuatu yang lebih keren di tangan orang yang hebat.
Beberapa yang tools yang dipakai bu Septi;
- Discord untuk Koordinasi project terstruktur. Tools ini memiliki fasilitas percakapan dan dipilah, semisal ucapan terpisah dengan pembahasan inti. Untuk melihat, ada ruang pengumuman, selamat, ucapan tentang apa dipisah-pisah. Hal ini bisa membantu kita memilah mana yang diprioritaskan untuk kita baca. Saat digunakan untuk project kita dapat memasukkan tools ini langsung untuk lihat perkembangannya. Seperti clubhouse ngobrol dengan audio. Lebih mudah untuk bekerja.
- Padlet, Kertas kerja dan Koordinasi. Teman-teman IIP lebih fasih, untuk koordinasi, bisa dibaca dan liat perkembangan, mengorganisir. Mana yang bekerja untuk tim, dan lakukan.
- Trello, manajemen projek.
- JIRA, managemen agile project. Tidak mudah, tidak semua familiar dengan JIRA.
Saat ini saya menggunakan Padlet. Tahapan yang saya lakukan, saya baru mempelajari dan menggunakan untuk IP dan keperluan tertentu.
Membuat wWorksheet, bikin GANTT CHART.
- grafik batang yang biasa digunakan untuk memonitoring project, sifat WAJIB, melihat bagaimana pembagian kerja, siapa yang tidak bekerja, search dan bekerja
- To do list dan Agenda. tetapkan apa saja yang harus kita kerjakan dalam to do list dan manage agenda kegiatan selama aksi ini berjalan. Bahan menulis untuk menyampaikan apa yang dikerjakan
- Hunting. form untuk list apa saja yang kita perlukan dalam mengerjakan projek AKSI untuk solusi ini.
Lalu kami ditantang untuk membuat :
- Tools manajemen. Kami masih menggunakan diskusi WAG dan Zoom sebagai tools manajemen Kami. Kami belum menggunakan alat lainnya, namun saat ini kami sudah mulai dikelola dengan baik dalam berkomunikasi dan membuat kegiatan.
- Worksheet Aksi Untuk Solusi. inilah worksheet aksi dasar untuk SOLUSI yang terdiri dari Gantt Chart, To do List dan Agenda. Hunting, setelah itu tuliskan perkembangan AKSI anda di sosmed dan website yang sudah dibangun.
- Ceritakan Aksi anda di Kongres. Sebelum menceritakan aksi kami dalam Kongres, saya dan teman-teman telah berhasil membuat Talk Show Series tentang Manajemen Waktu. Tema pertama yang kami angkat adalah "Bahagia mengatur waktu produktif".
Komentar
Posting Komentar