Ibu Siaga, Optimis dimasa krisis.
Sudah lebih dua bulan sejak kasus Corona pertama ditemukan di Indonesia, tepatnya 2 Maret 2020, Bapak Presiden Indonesia mengumumkan, bahwa ada 2 warga negara Indonesia yang positif terkena virus Covid-19. Saat ini per tanggal 5 Mei 2020, jumlah penderita Covid-19 sudah mencapai 12.000 orang. Kehidupan masyarakat berubah drastis, pembatasan ruang dan gerak manusia adalah salah satu cara untuk mengurangi penyebaran wabah ini. Namun, himbauan untuk #dirumahsaja berimbas pada banyak hal, salah satunya imbas pada penghasilan keluarga.
Dimasa pandemi ini, keluarga bukan saja berupaya melindungi diri dan keluarga dari virus, namun juga berupaya untuk melindungi dari dampak ekonomi dan ketidak pastian moneter yang mungkin terjadi dimasa datang.
Pada umunya di dalam sebuah rumah tangga, ibu berperan sebagai manajer keuangan. Ibu bertugas agar dana keluarga mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga untuk berinvestasi . Sebagai orang yang mengatur keuangan rumah tangga, ibu harus faham bagaimana caranya menjaga kesehatan ekonomi agar stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga dimasa sulit seperti sekarang ini. Kesehatan keuangan rumah tangga bisa berpengaruh baik langsung atau pun tidak pada kebahagiaan dalam rumah tangga.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang Ibu Siaga dalam mengatur keuangan menghadapi masa krisis :
- Meninjau dan membuat ulang anggaran dan pengeluaran harian keluarga. Hal ini dilakukan untuk mengetahui portofolio keuangan keluarga. Saat membuat portofolio keuangan keularga, ibu harus disipilin membuat anggaran yang sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, bukan berdasarkan keinginan.
- Setelah membuat anggaran berdasarkan kebutuhan keluarga, patuhi anggaran yang telah dibuat, batasi pengeluaran yang tidak perlu atau tidak sesuai dengan dengan anggaran yang telah dibuat. Setelah itu , ibu bisa melihat apakah dana yang dimilki oleh keluarga masih bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan menabung.
- Meningkatkan Dana Darurat. Besaran dana darurat tergantung penerapan dana darurat yang dimiliki sebuah rumah tangga. Umumnya besarannya adalah 6bulan dari masa gaji atau penghasilan rumah tangga. Cara meningkatkan dana darurat antara lain adalah dengan melakukan perencanaan ulang belanja rumah tangga atau dengan merubah dana darurat menjadi modal kerja bagi keluarga yang tidak punya penghasilan atau terkena PHK.
- Melakukan transaksi digital secara disiplin. Ibu harus bijak sana menggunakan 'dompet digital' saat berbelanja.
- Memeriksa status asuransi kesehatan keluarga. Dimasa pandemi, penggunaan asuransi kesehatan, apakah menggunakan BPJS atau asuransi swasta menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi.
- Mempersiapkan sedekah. Walaupun sulit, berbagi dan melayani tetap bisa dilakukan oleh setiap keluarga, ibu bisa menjadwalkan sedaqah baik secara materi, bahan makanan, masakan atau bantuan tenaga kepada orang lain yang membutuhkan.
Pada sebuah sesi diskusi, Ligwina Hananto (ahli perencanaan keuangan keluarga), memaparkan bahwa masa Pandemi tidak sama dengan tidak Pandemi, maka ibu seharusnya melakukan pencatatan ulang baik terhadap pemasukan maupun terhadap pengeluaran keluarga. Hal ini dilakukan agar ibu mengetahui apakah keuangan keluarga saat ini BOROS atau tidak. Tujuan lainnya, agar saat mengatur keuangan keluarga, ibu tidak menjadi panik berlebihan atau mengeluhkan pengeluaran yang dirasa lebih besar dari biasanya.
Keuangan keluarga yang baik adalah keuangan yang direncanakan berdasarkan perhitungan yang jelas. Tidak jarang seorang ibu mengeluhkan biaya konsumsi keluarga yang meningkat karena kegiatan makan minum yang dilakukan berulang-ulang. Ada juga yang mengeluhkan biaya listrik dan quota internet yang naik tajam. Memang bisa jadi pengeluaran tersebut mengalami kenaikan, namun idealnya, ibu juga harus menghitung pengeluaran yang berkurang atau tidak dikeluarkan dimasa tidak terjadi pandemi. Pengeluaran tersebut misalnya tidak adanya biaya travelling, berkurangnya biaya transportasi, berkurangnya biaya entertainment, nge-mall atau pun makan di luar yang biasa dilakukan pada akhir minggu.
Misalnya perhitungan biaya konsumsi rumah tangga. Dengan memasak sendiri, biasanya pengeluaran konsumsi lebih rendah 1/3 atau 1/5 dari biaya atau harga makanan saat keluarga melakukan makan di sebuah restoran. Maka, agar lebih jelas kondisi keuangan yang diatur oleh seorang ibu, sebaiknya ibu mencatat dan menghitung ulang semua pos keuangan rumah tangganya.
Disisi pemasukan ibu bisa mentabulasi sumber pendapatan yang dihasilkan baik oleh suami, ibu dan anaknya jika anak-anak dalam keluarga sudah memiliki bisnis atau penghasilan sendiri. Bagi yang terkena PHK atau harus pensiun sukarela, pemasukan bisa saja dengan menjual aset yang dimiliki.
Tips yang bisa dilakukan saat mendapatkan pemasukan :
"Biasakan memisahkan terlebih dahulu uang tabungan saat mendapatkan pemasukan."Dengan memisahkan terlebih dahulu tabungan saat mendapatkan pemasukan, ibu akan lebih konsisten dan berkomitmen menyimpan uang, dibandingkan jika menyimpan sisa dana dari pemasukan yang diterima. Memisahkan pemasukan yang diterima oleh keluarga bisa dilakukan dengan memisahkan minimal 3 tempat, yakni Sedekah, tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
Dalam hal mengatur pengeluaran, ibu bisa mengaturnya dengan membuat prioritas pengeluaran keluarga, di dalam buku Bijak mengenola uang sejak kecil, 3 Tabungan cerdas Anak, Nuning Widowati, CFP memaparkan bahwa untuk mendisiplinkan dan mengelola keuangan personal maupun keluarga maka keluarga dapat membuat pos tabungan yang dibedakan peruntukkannya, yakni pos tabungan untuk;
- Beramal : 2,5 - 5%
- Utang Konsumtif dan produktif : 30%
- Pendidikan : 10%
- Financial freedom : 10%
- Hiburan : 10%
- Kebutuhan : 25%
- Asuransi/saham/Investasi : 10 -12%
Tips dan Trik agar tidak panik atau bingung dalam mengatur keuangan di masa krisis :
- Belajar menerima keadaan. Ibu terlebih dahulu harus mempersiapkan mental menerima kondisi saat ini. Ibu bisa mendorong keluarga untuk menyadari bahwa opsi #dirumahsaja tetap merupakan pilihan yang terbaik untuk menghindarkan diri dan keluarga dari bahaya virus Corona. Jika tidak ada kepentingan yang mendesak sebaiknya semua aktivitas dilakukan dari rumah saja. Dengan mempersiapkan mental, ibu dan keluarga akan lebih siap menerima konsekuensi atau bahkan masalah yang mungkin akan terjadi dimasa datang.
- Mencatat ulang semua pos keuangan rumah tangga. Ibu memiliki data dan perhitungan bagian mana yang mengalami kenaikan dan bagain mana yang mengalami penurunan. JAdi besarnya pemasukan dan pengeluaran harus jelas catatannya bukan berdasarkan "perasaan atau rasanya."
- Ibu siaga dan cerdas secara financial, faham melakukan subsitusi baik terhadap pemasukan, dan juga pengelauaran barang/jasa. Misalnya untuk keluarga yang tidak sakit dan harus keluar rumah, masker medis yang harganya selangit, bisa diganti dengan masker kain. Vitamin yang harganya mengalami kenaikan bisa digantikan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Dalam hal ini, ibu harus bijaksana berbelanja. Jangan tergiur discount yang ditawarkan padahal barang yang dijual tidak dibutuhkan saat ini. Ibu bisa menggunakan mantra, itu menarik namun saya tidak tertarik, hindari menjadi panic buyer.
- Mengoprtimalkan penggunaan dana darurat.
- Menambah pemasukan. Ibu dan keluarga bisa memanfaatkan #dirumahsaja dengan menawarkan dan menjual kebutuhan rumah tangga secara online dengan pengemasan produk/jasa secara lebih kreatif, menarik minat pembeli. Ibu dan keluarga juga harus jeli melihat peluang bisnis dimasa krisis, misal dengan membuat dan menjaul frozen food, membuat kelas tutorial berbayar.
- Tetap berinvestasi. Investasi tetap dapat dilakukan dengan porsi yang lebih kecil dan pemilihan instrumen investasi yang relatif aman dan cocok dengan profil ibu dan keluarga dimasa krisis seperti saat ini.
- Tetaplah bersadaqah. Tempat terbaik berinvestasi adalah dengan pemilik alam ini. Saatnya kita tetap waspada namun juga ingat sesama.
Lalu bagaimana jika seorang ibu tidak mengetahui cara membuat portofolio keuangan?.
Portofolio kuangan keluarga adalah kumpulan data yang berisi tentang informasi dan jumlah pemasukan/pendapatan yang dimiliki oleh keluarga baik berupa gaji, pendapatan tetap atau tidak tetap. Portofolio juga berisi pengeluaran dan belanja keluarga, daftar aset, investasi baik berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi dan instrumen investasi lainnya.
Langkah awal membuat portofolio adalah mengisi financial chekc up, ibu bisa melihatnya pada link Financial Check Up ini.
Jika masih belum mengerti, ibu bisa menggunakan beberapa aplikasi gratis untuk mencatat dan mengetahui kesehatan keuangan keluarga, aplikasi-aplikasi tersebut bisa membantu ibu mengatur keuangan keluarga dengan mudah. Ibu dapat mengunduh aplikasi keuangan ini secara GRATIS.
Ulasan mengenai beberapa aplikasi keuangan bisa dibaca melalui artikel dengan judul Aplikasi mengelola keuangan
Ibu bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik jika mengetahui caranya, silahkan membaca dan mencoba menerapkannya. Tetap semangat dan sukses selalu.
#tulisan ini dibuat untuk kuliah daring Hima IIP Sumut
#tulisan ini dibuat untuk kuliah daring Hima IIP Sumut
Kayaknya saya juga musti coba aplikasi mengatur keuangan deh. Soalnya selalu minus terus keuangan jika sudah dekat tanggal tua. Duduh, keuangan yang rentan membuat galau. Sebenarnya alokasi enggak ke yang macam-macam. Tapi ke yang darurat itu malah. Mau nabung, eh tiba-tiba ada aja yang membuat ia harus keluar. Ya walaupun saya belum berkeluarga. Setidaknya saat masih menyendiri inilah yang harusnya dibiasakan.
BalasHapusMungkin bisa dicoba tantangan menabung terlebih dahulu salama 12bulan. Saat mba mendapatkan uang, misal Rp 1.000.000 ambil Rp 100.000 untuk menabung. Trus, JANGAN DIGANGGU DULU YA..😁
HapusNah, kalau sudah konsisten menabung dengan cara demikian biasanya kita akan meningkatkan jumlah tabungannya.
Apakah ga bisa digunakan?, bisa memang itu fungsinya..
Selamat mencoba 🤗🤩
Wuah begitu ternyata caranya ya. Terima kasih tipsnya.
HapusSama-sama..selamat menabung..
HapusKalau sudah konsisten menabung seperti itu, pelajaran berikutnya adalah memilih instrument investasi yang sesuai
Berfaedah sekali ini sharingnya Elva. Btw pingin berinvestasi di masa krisis tepat gak ya... Misalnya menabung emas di saat harga emas naik.
BalasHapusTerima kasih ka mia.
HapusInvestasi dimasa krisis bisa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal :
1. Kondisi keuangan, investasi harus mempertimbang dana darurat harus tersedia minimal 6-12bulan. Jangan sampai investasi tidak memperhitungkan dana berjaga-jaga.
2. Apakah investor termasuk yang senang berjaga-jaga (selektif), moderat atau agresif
3. Dalam masa krisis di dunia ekonomi dikenal istilah "The money is King".
Seperti saat ini investor sekaliber Warren Buffett saja melakukan wait and see terhadap pasar saham yang bergejolak. Hal ini penanda perlambatan ekonomi akan berlangsung lama.
Apakah cocok berinvestasi dalam bentuk instrumen Emas?, saat ini harga emas memang dikisaran 900rb, bahkan ada kalangan ekobomi yang memprediksi harga emas akan menyentuh diatas 1jutaan.
Bagi yang berminat investasi emas bisa saja melakukan jual beli emas.
Membeli emas disaat hatga lagi tinggi bisa jadi pilihan jika investos sadar tentang untung dan rugi dari proses jual beli.
Misal membeli saat ini sebanyak 10gr dengan harga beli 900rb lalu menjualnya pada saat angka menyentuh 1,4jt perg gr tentu akan medatangkan keuntungan, namun siapkah jika terjadi sebaliknya yakni RUGI?, ini yang elva sebut dalam pertimbangan ke 2.
Selamat memilih investasi atau bahkan menundanya terlebih dahulu..🤩👋
Terimakasih sharingnya kk elva. bermanfaat banget
BalasHapusSama-sama.
HapusTerima kasih sudah singgah ya..😊
Hai kak Elva... Senang bisa mampir di tulisannya. Aku jadi reminder tentang manajemen keuangan. Emang paling susah atur keuangan sendiri.
BalasHapusYou are the bos, say..
HapusPengendalian dirrrrrriii adalah koentji..😅
Kadang udah di atur atur eh pelaksanaannya acak acakan hehe. Tapi masa skrg mau ga mau yaa harus iritttt kl ga bisa ambyar keuangan huhu
BalasHapusBenar.
HapusAgar ndak keburu ambyar, tips dari elva :
1. Saving terlebih dahulu saat ada pemasukan, misal dapet duit 1jt, pertama ditabung 10%.
2. Pisahkan uang dalam celengan/tabungan/deposito khusus
3. Menahan diri untuk tidak mengambil dana jika bukan untuk hal yang betul-betul diperlukan.
Selamat mencoba ya..
Tunda travelling dulu dan #dirumahsaja
7 post lumayan juga ya yang harus dipisah. Tapi demi sehatnya keuangan di musim pandemi ini, gak ada salahnya dicoba.
BalasHapusTetap semangat..
HapusPembagian post tetap berpulang pada keluarga masing-masing, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi objektif tiap keluarga.
kak elvaaa udh mulai investasi dimana? beli emas, reksadana, saham kah kak? alhamdulillah sudah mulai bljr ttg keuangan, dana darurat insyaAllah udh ada.
BalasHapusKalau elva dan suami merancang tujuan keuangan untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
HapusJangka pendek biasanya kami hanya memanfaatkan variasi bentuk tabungan yang dikeluarkan oleh Bank, misal dengan menggunakan deposito.
Jangka menengah kami menggunakan emas.
Jangka panjang kami mulai investasi di properti.
Nah, caranya memang dari dulu, ketika kami mendapatkan uang maka kami menabung terlebih dahulu baik tabungan dunia, maupun sedekah. Selesai dari situ, saya kumpulkan uangnya biasanya saya belikan emas, cukup 1 gr saya beli 1 gr.
Dana dari emas tadi bisa dirubah ke bentuk properti seperti tanah misalnya, atau kalau memang dananya cukup bisa saja membeli tanah langsung.
Kalau saham ini saya baru mempelajari..belum terjun langsung, saya sedang belajar trading juga.