Menguji Agility

Kali ini di Hexagon City kami diperkenalkan dengan Agility. Yang saya pahami Agility berarti ketangkasan, kelincahan, kegesitan dan kecerdasan. Lebih jauh tentang Agility bisa dilihat klik ini. Jurnal di Zona Agility ini bukan saja kami lakukan secara personal dan co housing yang sama, namun juga satu cluster. Saya saat ini tergabung dalam co housing Maudi (Manajemen Waktu dan Diri-2), kami terdiri dari 10 orang ibu. Nama cluster tempat saya bergabung adalah cluster Balance, total Hexagonia yang tergabung didalamnya sebanyak 75 orang.

Pada zona Agility, hal pertama yang harus disadari adalah kondisi personal saya sebagai Hexagonia, saya mencoba menarik benang merah dari karakter yang ingin saya latih selama beraktivitas di Hexagon City. Karakter tersebut adalah Efisiensi. Efisiensi yang saya latih adalah bagaimana saya mampu menyelesaikan tugas dengan tepat, cermat dan berdaya guna. Sebagai tim Editing maka saya segera mempelajari bagaimana menjadi editor, apa saja pembagian tugasnya dan bagaimana pembagian kerja yang kami lakukan. Saya dan mba Maya teman saya mengambil peran dalam tim editing tersebut yang akan memeriksa keterkaitan tulisan satu dengan tulisan lain, juga memeriksa kesesuaian tulisan dengan tema besar yang ingin kami sampaikan kepada pembaca.


Saat tantangan X-tra Miles, saya memilih untuk melakukan sharing tentang RACI dan belajar Self Awareness sebagai langkah memperkaya ilmu tentang manajemen emosi diri. Alhamdulillah kedua target yang telah saya tetapkan terlaksana dengan baik.

Selanjutnya setelah melihat pencapaian personal, saatnya saya melihat pencapaian saya dan teman-teman dalam satu co housing. Kami melakukan refleksi bersama terhadap kegiatan kami selama ini. Dari refleksi kami secara personal kami ternyata sukses melakukan kegiatan masing-masing. Dari pencapaian PP Buku Tasmari (Tuntas Manajemen Diri), kami masih dalam jalur yang benar (on track). Saat melakukan refleksi, kami juga menilai kesalahan kami dalam False celebration. Kami menyadari bahwa kami belum membentuk tim project yang akan lebih fokus mengorganisir pembuatan buku ini. Pada milestone 1 kami memang belum memerlukan tim project karena kami masih fokus pada tulisan kami masing-masing sebagai kontributor. Namun, pada milestone 2 ini kami sudah harus bekerja sama dalam satu tim kerja. Maka langkah kami adalah membuat tim project. Kami memilih ketua, sekretaris, bendahara. Lalu saat pertemuan, kami juga membahas langkah-langkah agar milestone 2 ini bisa sesuai agenda yang telah kami tetapkan.


Zona Agility yang kami masuki saat ini membuka ruang kolaborasi yang lebih luas lagi, yakni kerjasama antar co housing yang berada dalam satu cluster. Saat dibuat pertemuan oleh cluster leader di wag, suasana silaturahmi terasa sekali, ada yang bertemu dari regional yang sama, ada yang baru bertemu setelah dulu mengikuti kelas-kelas yang sama saat belajar dan lain-lain. Satu sama lain saling mengenal dalam satu cluster itu menyenangkan, walau pun mungkin masih ada yang baru mengenal nama dan dari regional apa, hal tersebut sangat wajar karena jumlah Hexagonia di cluster kami cukup banyak yakni 75 orang.

Langkah pertama yang dilakukan oleh cluster leader, mba Icha adalah mengajak kami dari co housing yang berbeda-beda menyampaikan kondisi objektif yang ada di co housing kami. Kami telah merampungkan hasil diskusi co housing Maudi dan co hosuing kami, mba Ilel sudah menyerahkannya kepada cluster leader sebagai bahan analisis cluster.


Setelah melihat posisi co housing masing-masing dari analisis cluster, kami bisa melihat tetangga co housing mengerjakan apa saja. Lalu, kami melihat hal apa lagi yang bisa kami lakukan bersama untuk mendorong pencapaian yang lebih baik lagi. Mendorong kebaikan yang harus kami lakukan adalah dengan teribat dalam tim sukses cluster. Namun, dengan memahami posisi saya sebagai city leader, saya memberi kesematan kepada teman-teman saya yang lain untuk terlibat aktif.



Kami menyesuaikan kemampuan agility yang akan kami lakukan sesuai arahan founding mother, ibu Septi Peni Wulandani dan penerjemahan ibu  Walikota untuk melakukan gotong-royong di Hexagon City. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan mencari informasi ketika kami membutuhkan bantuan dan kolaborasi untuk menyelesaikan project kami. Misalnya saat membutuhkan ilustrator buku, sebelum kami bertanya ke Hexagonia lainnya, kami akan bertanya kepada Hexagonia di cluster kami. Jadi saling membantu terlebih dahulu dalam satu co housing dalam satu cluster, itulah agility yang akan kami terapkan terlebih dahulu sebelum bergotong royong dalam satu kota.




Komentar

Postingan Populer

Tentang Olfactory dan Gustatory

Juma Lau, Tempat Wisata Asri Dekat dari Medan

Serunya Belajar Mind Mapping